Disiksa dan Diancam Dibunuh oleh Oknum Polisi, 3 Anak Terpaksa Mengaku Mencuri
Karena tidak tahan disiksa dan diancam dibunuh oleh oknum polisi, ketiga anak tersebut terpaksa mengaku telah mencuri.
“Memang benar, mereka mengalami penyiksaan yang berulang kali diancam dibunuh untuk mengakui perbuatan suatu pencurian yang memang bukan mereka yang melakukan,” kata Faris.
Ia meminta tolong agar dibantu masalah hukum dari tiga orang anak di bawah umur dan MS sehingga kasusnya menjadi terang benderang.
“Ini aneh, ini ada upaya paksa untuk mengkriminalisasikan anak dibawah umur dan tambah satu dewasa,” ujar Faris.
Terpisah, Kapolres Buton, AKBP Gunarko, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan, menghormati hukum yang sedang berproses.
Baca juga: Tata Cara Salat Duha di Bulan Ramadan, Lengkap dengan Bacaan Niat, Doa yang Dibaca dan Keutamaannya
Baca juga: 10 Pahala Berlimpah Mengerjakan Salat Duha di bulan Ramadan, Ternyata Wasiat Rasulullah untuk Umat
Vonis sudah dijatuhkan dan diputuskan bersalah, namun dalam pembinaan untuk anak anak.
“Kalau memang ada dugaan kekerasan atau pemaksaan kami Polres siap menerima pengaduan melalui Propam,” ucap Gunarko.
“Kalau ada dugaan pelanggaran oleh Kapolsek dan jajarannya akan kami kenakan sanksi sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang warga, Saharudin yang bekerja sebagai kepala sekolah melaporkan kasus pencurian di Polsek Sampuabalo.
Korban mengaku kehilangan uang Rp 100 juta, dua buah telepon genggam dan dua buah laptop di rumahnya pada Desember 2020. Kasus pencurian itu ia laporkan ke Polsek Sampuabalo. (Kontributor Baubau, Defriatno Neke)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Anak di Bawah Umur Mengaku Disiksa, Diancam Dibunuh, Dipaksa Mengaku Mencuri oleh Polisi"