VIDEO-Tangkap Peluang Bisnis, Mantan Aparatur Desa Ini Pilih Ternak Kambing Perah, Sukses Pasok Susu

Mantan aparatur desa ini pilih banting stir untuk ternak kambing perah menangkap peluang bisnis pasok susu kambing untuk pabrik makanan olahan

Penulis: Andri M Dani | Editor: Teguh Kurnia

Usaha peternakan kambing perah yang baru 4 tahun dilakoni  Yuda tersebut semakin berkembang. Meski nyaris tanpa sentuhan pembinaan dari pemerintah.

Populasi kambingnya terus berlibat ganda tiap tahun, kandang yang semula kandang tradisional berbahan dasar bambu kini bertambah jadi kandang moderen lantai dua kontruksi baja yang dibangun di atas tanah yang luas. Bersih dan higienis.     

Ternyata Yuda memulainya semuanya itu dengan modal awal 6 (enam) ekor kambing peranakan etawa (PE) lokal yang dibelinya seharga Rp 12 juta dari seorang peternak di Rajadesa akhir tahun 2017, 4 tahun lalu.

“Uang untuk membeli 6 ekor kambing PE seharga Rp 12 juta itu, uang tabungan dari menyisihkan tunjangan TPAPD (sekarang siltap) selama 3 tahun jadi aparat desa,” ungkap Yuda.

Secara otodidak, Yuda memulai beternak kambing PE dan memerah susunya.

Menjelang akhir tahun 2018, dari 6 ekor kambing PE tersebut (1 jantan dan 5 ekor betina) Yuda sudah mempunyai 20 ekor kambing PE. Tiap sekali 8 bulan, satu ekor betina melahirkan 2 ekor anak (biasanya 1 betina 1 jantan).

Setelah mempelajari berbagai literatur, Yuda mulai mengenal kambin g perah jenis sanen asal Swis yang unggul di dunia.

Produksi susu nya sampai 2 kali lipat susu kambing PE. Bentuk fisik kambing sanen mirip kambing lokal. Beda dengan kambing PE yang jangkung dan telinga panjang.

Tak hanya menggali informasi dari berbagai literatur, tetapi Yuda mendatangi langsung sejumlah peternakan kambing perah jenis sanen di Magelang maupun Bogor.

Akhirnya pada bulan Desember 2018, Yuda memutuskan membeli seekor kambing sanen jantan dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan HPT di Desa Kemurug Lor, Batu Raden Banyumas Jateng seharga Rp  15 juta/ekor.

Kambing sanen jantan yang kemudian diberi nama Samson tersebut oleh Yuda dikawin silangkan dengan betina-betina PE yang sudah dimiliknya. Dan melahirkan kambing-kambing perah jenis Sapera (sanen peranakan etawa).

Keunggulan utama kambing perah blasteran sapera tersebut katanya produksi susunya dua kali lipat kambing PE. Rata-rata setiap diperah kambing PE menghasilkan 0,5 lt susu sementara kambing sapera mencapai 1 lt tiap kali perah. Baik kambing PE maupun kambing sapera pada masa laktasinya (menyusui) rutin diperah 2 kali sehari.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved