Harga Cabai
Petani Cianjur Ungkap Fakta Kenapa Harga Cabai Bisa Selangit, Begini Tawaran Solusinya
Ketua Kelompok Tani Mujagi Kabupaten Cianjur, Suhendar (50), mengungkapkan penyebab tingginya harga cabai di pasar saat ini.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Ketua Kelompok Tani Mujagi Kabupaten Cianjur, Suhendar (50), mengungkapkan penyebab tingginya harga cabai di pasar saat ini.
Suhendar mengatakan, tingginya harga cabai merupakan efek dari harga cabai di tahun 2020.
Saat itu harga cabai dari bulan Februari sampai akhir tahun November di bawah HPP dan sangat murah.
Baca juga: Fakta Baru Penyebab Kecelakaan Bus Maut di Tanjakan Cae, Ban Kanan Belakang Gak Bisa Direm
Baca juga: MISTERIUS - Bunyi Aneh Teror Kantor Diskominfo Indramayu, Mirip Suara Bangunan Roboh
"Petani menjerit dan merugi. Tak sedikit yang membuang dan membuat olahan lain dibikin abon sehingga berdampak pada penanaman selanjutnya," ujar Mujagi saat ditemui di kawasan perkebunan sayuran Pacet, Senin (15/3/2021).
Akibatnya, kata Mujagi, saat itu petani berhenti menanam karena tak ada modal sehingga proses distribusi cabai terputus dari petani.
"Maka ketika petani tak menanam cabai dan barang langka, harga cabai akan naik. Hal tersebut yang menyebabkan permintaan naik karena barang tak ada," katanya.
Mujagi mengatakan, pemerintah sebenarnya harus mewaspadai ketika harga cabai murah, jangan acuh tak acuh menyikapi murahnya harga cabai.
"Saya sudah sampaikan tahun lalu dalam sebuah pertemuan untuk menyikapi harga cabai yang anjlok turun, seharusnya saat itu ada kebijakan untuk menolong petani."
"Karena biaya tanam sangat beda jauh dengan harga cabai yang merosot, banyak petani enggan menanam cabai lagi," katanya.
Perbedaan mencolok terlihat hari ini. Mujagi mengatakan, hari ini di tingkat petani harga cabai tembus Rp 98 ribu jika di tingkat eceran bisa tembus Rp 150 ribu perkilonya.
"Namun kondisi seperti sekarang ini hanya segelintir petani yang menikmati harga yang tinggi tersebut," katanya.
Menurut Mujagi, jika sistem perdagangan cabai tak diubah, akan terjadi lagi gejolak harga tinggi untuk cabai.
"Harusnya ada kebijakan jaminan pasar. Coba dibuat harga dasar seperti gabah yang sudah berjalan dan ada jaminan untuk petani sehingga ia mau terus menanam cabai."
"Petani akan terus menanam kalau ada jaminan dari pasar," katanya.