Gempa Bumi
Deretan Fakta Sesar Lembang, Dipantau Sejak 1963 dan 2011 Gempa Bumi Dangkal Sangat Merusak
Ini sejumlah fakta mengenai Sesar Lembang yang ada di kawasan utara Bandung.
Selain untuk memantau aktivitas gempa di wilayah Indonesia, seismograf ini juga dapat memonitor aktivitas gempa Sesar Lembang.
"Para pegawai BMKG sejak lama sudah mengamati adanya catatan gempa-gempa lokal (Sesar Lembang) pada seismogram analog di sekitar Lembang," ujar Daryono.
2. Gempa dangkal pernah sangat merusak
Tercatat aktivitas gempa bumi yang disebabkan oleh Sesar Lembang pernah terjadi dengan kedalaman yang relatif dangkal.
Daryono mengungkapkan gempa itu terjadi pada 28 Agustus 2011 berkekuatan M 3,3 dengan kedalaman sangat dangkal.
Gempa tersebut mengakibatkan dampak signifikan, menyebabkan sebanyak 384 rumah rusak di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Kendati demikian, catatan aktivitas gempa di jalur Sesar Lembang tidak semuanya merusak.
Sebab, keaktifan sesar ini juga diindikasi dengan adanya aktivitas gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalur Sesar Lembang.
Seperti gempa Sesar Lembang yang pernah terjadi pada 14 Mei 2017 dan 18 Mei 2017 dengan kekuatan M 2,8 dan M 2,9.
Dampak gempa bumi yang dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.

3. Pergeseran Sesar Lembang cenderung mengiri
Pemantauan dan kajian gempa di Sesar Lembang terus semakin maju. Berdasarkan penelitian Supendi dkk (2018) yang dipublikasikan di jurnal Geoscience Letters, studi dilakukan denan menggunakan jaringan sensor gempa regional milik BMKG.
Selama periode 2009-2015, telah mengidentifikasi empat kejadian gempa bumi di sepanjang jalur Sesar Lembang.
"Hasil mekanisme sumbernya menunjukkan sesar geser mengiri atau left-lateral faulting," kata Daryono.
Studi lain oleh Nugraha dan Supendi (2018) yang dipublikasikan dalam Journal of Physics menunjukkan dua kejadian gempa pada 14 dan 18 Mei 2017 yang terjadi di sesar aktif gempa ini.