Wayang Golek

Maestro Wayang Golek Indonesia, Karyanya Melanglang ke Eropa, Ada Wayang Berusia Ratusan Tahun

M Duyeh (70) adalah maestro seniman wayang golek Indonesia. Meski usianya tak muda lagi, dia tetap semangat berkarya melestarikan budaya warisan leluh

TRIBUN JABAR/Lutfi Ahmad Mauludin
M Duyeh, Maestro Wayang Golek Indonesia, dari Cibiru Wetan. Karyanya melanglang hingga ke Eropa. 

"Nantinya rencananya di sana (museum) semua kesenian tradisional akan dirangkul, mulai dari wayang, kuda renggong, jaipongan, dan lainnya," ungkapnya.

Kalau sekarang, kata Duyeh, ya, seadanya jadi disimpan di dalam boks ditumpuk. "Kalau tidak seperti itu mau disimpan di mana wayang itu," katanya.

Ruangan tempat penyimpanan wayang tersebut dan wayang hasil karnya, terbilang cukup sempit, ruangannya sekitar 3x5 meter.

Untuk menuju ke tempat pemembuatan wayang, harus melalui jalan gang sekitar 50 meter di jalan raya. Tempat membuat wayangnya sangat sederhana, yakni di sebuah kamar kontrakan.

Baca juga: Pengendara Moge yang Terobos Ring 1 Minta Maaf, Polisi Tetap Diminta Mengusut Kasusnya

Untuk membuat dan menyimpan hasil karnya itu, Duyeh hanya menyewa dua kamar kontrakan, masing-masing luasnya sekitar 3x5 meter.

Duyeh mengaku, bukannya tak mau pindah ke tempat yang lebih persentatif, namun keadaan yang memaksa.
Tempat pembuatan dan penyimpanan hasil karyanya dengan rumah tinggalnya memang berbeda.

Dari informasi yang didapat, Duyeh bersama istri dan dua anaknya tinggal di satu rumah, tak jauh dari tempat tersebut. Rumah yang ditinggalinya juga sederhana, luasnya sekitar 7x8 meter.

"Ya mau gimana lagi, sekarang mah bisa makan juga alhamdulillah," katanya.

Dikatakan Duyeh, di saat pandemi Covid 19, ada bantuan langsung tunai dari pemerintah Rp 600 ribu, Rp 300 ribu sudah alhamdulillah.

Baca juga: VIDEO-Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Dua Lokasi

"Bisa beli beras untuk makan. Sebab pesanan wayang di saat pandemi sangat anjlok, tak ada pesanan. Baru ada lagi pesanan, dua bulan terakhir," tuturnya.

Dengan adanya pandemi kata Duyeh, banyak sektor yang terkena dampak, mulai dari pagelaran budaya, pariwisata, perhotelan dan lainnya.

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai ada lagi pesanan," kata dia.

Duyeh mengaku, biasanya, per bulan bisa dapat Rp 15- 20 juta dari Jakarta.

"Jumlah itu masih harus dibagi ke anak-anak yang kerja, untuk saya nya sekitar Rp 5 juta ada. Tapi pas Covid mah teu aya pisan we (tapi saat Covid tidak ada sama sekali)," ucapnya. (lutfi ahmad mauludin)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved