Legenda Pantai Karangnini, Obyek Wisata yang Bercerita Tentang Kesetiaan dan Batu Bergoyang

Pantai Karangnini memiliki legenda yang menceritakan tentang kesetiaan hingga adanya batu yang konon bergoyang bila berdiri di atas batu tersebut

Penulis: Padna | Editor: Siti Fatimah
Suasana Objek Wisata Pantai Karangnini, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pantai Karangnini memiliki legenda yang menceritakan tentang kesetiaan hingga adanya batu yang konon bergoyang bila berdiri di atas batu tersebut 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Karangnini merupakan salah satu tempat objek wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran. Tentu dengan ciri khas suasana yang masih alami yang terletak di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. 

Jaraknya pun tidak jauh, dari Jalan Raya utama Emlak - Pangandaran.

Untuk menuju objek wisata Karangnini membutuhkan waktu sekitar 2.5 kilometer.

Suasana Objek wisata Karangnini yang masih alami, membuat pengunjung ingin terus datang untuk memanjakan diri dan keluarga.

Baca juga: Hari Kedua Libur Panjang Imlek, Ada Penambahan 24 Kasus Baru Positif Covid-19

Selain suasana yang nyaman, pantai ini juga memiliki fasilitas pendukung lainnya seperti ayunan (swing), tempat selfi, MCK, palkiran, dan jajanan makanan ringan yang tersedia di warung.

Namun, beberapa pengunjung pasti ada yang tidak tahu cerita asal mula adanya nama objek wisata Karangnini.

Dari cerita yang diterima Tribunjabar.id, legenda tempat Karangnini, konon pada zaman dahulu kala disebuah kampung karang tanjung yang sekarang bernama kampung Emplak, tinggal sepasang Aki jeung Nini (Kakek dan Nenek) sedang sakit yang bernama Arga piara dan Nini Ambu kolot.

Si Kakek kegemarannya yaitu memancing ikan di laut.

Baca juga: Ada yang Waiting List Vaksinasi, Ciamis Kekurangan 1.100 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Nakes

Seperti biasanya pada hari Sabtu, si Kakek pergi memancing dan si Nenek menunggu di rumahnya.

Hari pun kian petang, namun si Kakek belum juga pulang.

Hal itu membuat hati si Nenek gelisah dan khawatir takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan menimpa diri si aki. 

Ditelusurinya sepanjang pantai, sambil memanggil manggil si Kakek diantara deburan ombak.

Namun malang sampai hari berganti malam si Kakek tidak ditemukan juga. 

Para penduduk yang membantu mencari si Kakek sudah putus asa, dan pulanglah ke rumahnya masing-masing serta tinggallah si Nenek sendirian di tepi pantai.

Dengan kesaktian yang dimilikinya, si Nenek memohon kepada sang Ratu laut kidul, agar bisa ditemukan dengan si aki.

Baca juga: Tes Covid-19 Cuma Rp 20.000, Stasiun Bandung Sediakan Layanan GeNose C19, Berikut Persyaratannya

Akhirnya tak lama kemudian, menjelmalah dihadapan si Nenek sebuah batu karang dalam keadaan mengambang sebagai perwujudan dari jasad si kakek.

Saat ini batu karang tersebut dinamakan "Batu Bale Kambang".

Konon kabarnya kalau berdiri diatas batu tersebut terasa seolah bergoyang. 

Didorong oleh keinginan bukti cinta kasih dan setianya, kemudian si Nenek bersemedi kembali diatas batu karang memohon kepada Nyi Roro kidul, agar dirinya selalu didekatkan dan dijelmakan seperti si Kakek.

Si Nenek pun akhirnya menjelmalah menjadi sebuah batu karang menghadap laut kearah batu bale kembang, yang sekarang disebut "Batu Karangnini".

Kisah kasih kedua inshan tersebut sampai saat ini masih kokoh terabadikan melalui dua batu karang yaitu Batu Karangnini dan Batu Bale Kambang. 

Namun, pada tahun 1918 (abad 18), bentuk kepala si nenek tersambar petir.

Baca juga: Orang Cacat dan Meninggal Akibat Vaksin Covid-19 Dapat Santunan, Berikut Ketentuannya

Menurut seorang pedagang di objek wisata Karangnini, Supardi (73) mengatakan dulu sempat memperbaiki bentuk kepala Karangnini. 

"Namun, karena terhempas oleh tsunami tahun 2006 kepalanya tidak ada lagi," ujar Supardi saat ditemui Tribunjabar.id di lokasi palkiran Karangnini, Sabtu (13/2/2021).

Ia mengaku sudah lama berada di tempat tersebut, jadi tahu persis kondisi objek wisata Karangnini.

"Saya disini sejak tahun 1985, untuk pengunjung tetap seperti biasanya, tidak ada bedanya," ucapnya.

Supardi berharap, ada tambahan wahana baru supaya untuk menarik perhatian calon wisatawan. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved