Mirip Sosok Mbah Marijan, Abah Lurah Pilih Bertahan Hidup Sendiri di Kampung Mati, Ini Alasannya
Abah Lurah memilih bertahan hidup di kampung mati, Dusun Cimeong, Desa Cilayung , Kecamatan Ciwaru, Kuningan, karena sudah berkomitmen.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Danta Hidayat, Kepala Desa Cilayung , Kecamatan Ciwaru, Kuningan, mengungkap kenapa Abah Lurah memilih bertahan hidup di kampung mati, Dusun Cimeong, di desa setempat.
"Sewaktu tahun 2018, Abah Lurah atau mantan lurah itu pernah berjanji disertai pernyataan untuk tetap bertahan hidup di sana," kata Danta mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jumat (12/2/2021).
Hal itu setelah sebelumnya diberikan saran oleh pemerintah desa untuk ikut relokasi bareng warga lain.
Baca juga: Dusun Cimeong Mendadak Viral, Kampung Mati di Kuningan, Ini Penampakannya, Rumah Tertimbun Longsor
Baca juga: Awal Mula Dusun Cimeong Jadi Kampung Mati di Kuningan, Ada Peristiwa Besar di Akhir Tahun 2017
Abah Lurah, kata Danta, pernah berucap untuk berkomitmen bertahan hidup sekaligus penunggu wilayah peninggalan leluhur.
"Iya, diibaratkan Abah Lurah itu tidak jauh seperti Bah Marijan."
"Kondisi hidupnya persis mencerminkan Bah Marijan yang hidup hingga mati di Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta," katanya.
Kehidupan pria tua yang akrab disapa Bah Lurah itu, kata Danta, semua diketahui keluarga dan warga desa.
Namun apalah daya, ketika keinginan pribadi Bah Lurah memilih hidup di kampung mati.

"Iya, yang penting kami sudah usahakan dan merayu Bah Lurah untuk tidak tinggal di Kampung Mati. Namun, semuanya juga tahu dan itu keinginan pribadi apa boleh buat," ujarnya.
Danta menyebut Dusun Cimeong hingga viral disebut kampung mati, ini akibat lokasi permukiman di sana terkena longsor.
Akibatnya, warga terpaksa diungsikan secara permanen hingga sekarang di Kampung Mekarsari desa setempat.
"Iya, terjadinya kampung mati. Akibat kondisi alam disana terus mengancam warga, seperti bencana longsor terjadi dengan beragam skala, hingga pada tahun 2017 terjadi longsor cukup hebat, membuat warga beralih domisili," ungkapnya.
Baca juga: Tragis, Saat Sedang Tidur, Kakek Nenek Diserang, Rumah Dibakar, Dianggap Dukun Santet, Satu Tewas
Kampung Cimeong, kata Danta, merupakan lingkungan sekaligus cikal bakal terbentuknya Desa Cilayung, hal ini terbukti dari orang tua dan cerita warga terdahulu sebelum masuk menjadi kampung mati saat ini.
"Berdasarkan cerita warga, kampung Cimeong itu lingkungan paling buhun dan sempat di jadikan tempat persinggahan pejuang sebelum jaman kemerdekaan," katanya.
Lokasi kampung Cimeong atau akrab dinyatakan kampung mati, memang suatu daerah cukup jauh dari keramaian warga Desa Cilayung, yang memiliki sekitar 700 am Kepala Keluarga (KK).
"Lingkungan alam disana masih sejuk dan udaranya cukup segar," katanya.
Menurut Danta, sejumlah warga dalam melakukan aktivitas pertanian di lahan sekitar Kampung mati masih berlangsung.

Namun untuk penempatan atau berdomisili hanya Bah Lurah saja.
"Iya, Bah Lurah masih disana. Kalau kegiatan warga bertani memang masih ada saja," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, Viralnya video Dusun Cimeong disebut kampung mati, mendapat tanggapan dari Niki yang kebetulan sebagai Aparat Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kuningan, Rabu (10/2/2021).
Saat dihubungi ponselnya, Niki menuturkan bahwa Kampung Cimeong di desanya itu akhir - akhir ini tidak ada warga yang menetap atau berdomisili disana.
Hal itu akibat sebelumnya terjadi bencana longsor yang menimpa rumah pemukiman warga tersebut.
Baca juga: Berawal 3 Positif, 1000 Santri Di Swab Test, Belum Ada Hasil, Puluhan Santri Alami Gejala Covid-19
"Kejadian longsor itu pada tahun 2017. Sewaktu itu terjadi persis ketika mau pergantian tahun," ungkapnya.
Diketahui dampak longsor terjadi, kata dia, ada sebanyak 60 rumah warga yang kini di tinggal warga.
"Semua total rumah ada 60 unit dan ada beberapa unit rumah warga itu terendam timbunan matrial tanah longsor," katanya.
Sebelum terjadi longsor hebat di tahun 2017, Niki menyebut bahwa gejala akan terjadi longsor itu mulai diketahui sejak tahun 2016.
"Pada tahun 2016 skala longsor masih kecil, namun itu sudah memberikan tanda-tanda sebagai peringatan kepada warga untuk waspada."
Baca juga: Berteman di Grup Whatsapp, Saling Ejek, Dua Debt Collector Duel di Stadion, Satu Orang Tewas
"Karena itu, akhirnya, longsor terjadi besar - bear itu pada tahun 2017," katanya.
Dalam bencana longsor tidak ada korban jiwa, namun semua penduduk dari sebanyak 60 unit rumah disana mengungsi ke Kampung Mekarsari.
"Iya, warga Kampung Cimeong semua mengungsi ke Kampung Mekarsari hingga sekarang."
"Dalam kedudukan legalitas tanah dan banguan, atau warga yang berdomisili di Mekarsari ini resmi dan telah dilakukan upaya gulung tikar sebelumnya," katanya.
Luas lahan diketahui milik desa dijadikan objek tukar guling dengan warga terdampak di Kampung Cimeong itu ada sekitar r hektare.
"Luas tanah yang ditukar guling, tentu disesuai dengan luas lahan warga tertimpa longsoran tersebut," katanya.
Sekedar informasi, Dusun Cimeong, Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru, Kuningan mendadak viral akibat disebut kampung mati.
Hal itu seperti diketahui dari berbagai Chanel YouTube yang menceritakan bahwa di Kuningan juga terdapat kampung mati.
Misalnya, Chanel Kuningan Boga yang m menyajikan videonya berjudul Kampung Mati di tengah - tengah pegunungan, selama tiga kebelakang itu di nonton sebagai 6 ribuan pengunjung.
Saat berupaya menelusuri, ternyata akun YouTube itu di miliki atas nama Dadan, yang juga Warga Kecamatan Cidahu.
Saat dihubungi dia menyebut, ketertarikan mengupload Dusun Cimeong sebagai kampung mati. Sebelumnya mendapat izin dari pemerintah desa setempat.
Baca juga: Prospek Bisnis Menggiurkan, Peternak Lebah di Kampung Madu Banjaranyar Mulai Kembangkan Trigona
"Iya, sebelum ambil video. Saya pamit ke pemerintah desa untuk mengeksplore, kok ada juga ya di Kuningan kampung mati," kata Dadan saat menyampaikan melalui sambungan selulernya, Rabu (10/2/2021).
Saat ditanya sekitar aktivitas dalam mengambil dokumen di kampung mati.
Dirinya terkejut dengan kondisi lingkungan sekitar yang masih tersisa beberapa bangunan atau rumah milik warga sebelumnya.
"Awalnya tidak tahu, kampung mati ini akibat apa. Namun setelah dongeng dengan warga sekitar, kampung ini dulu aktif dan selayaknya warga di pemukiman pada umumnya," katanya.
Sekitar kampung mati, kata Dadan, beberapa bangunan rumah warga kurang terawat akibat di tinggalkan beberapa waktu lalu, hal itu tampaknya memberikan nuansa tersendiri alias berkesan mistis.
Baca juga: Penjual Kerang Digigit dan Diseret Buaya, Ternyata Begini Kondisi Muara yang Ada di Banten Ini
"Ya, yang rasakan ada bedanya saat berada di kampung mati tadi," ujarnya.
Keberadaan kampung mati, kata dia, ini persis berada di perbukitan.
Di samping itu, diketahui ada beberapa bangunan rumah separo tertimbun matrial longsor.
"Mungkin bisanya kampung mati ini akibat ada bencana alam dan penduduk disini melakukan pengungsian," katanya. (*)