Percakapan Terakhir Pilot Sriwijaya Air SJ-182 dengan ATC, Ini yang Terjadi Setelah 14.39.59 WIB

KNKT merilis kronologi lengkap tragedi kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta - Pontianak yang terjatuh di  perairan sekitar Kepulauan Seribu.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribunnews.com
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). INSET: Hence Kertajaya menjadi satu di antara banyak penyelam yang turut terlibat dalam evakuasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. 

'Clear' ucapan terakhir pilot Captain Afwan sebelum Sriwijaya Air menukik jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021 menyisakan teka-teki.

Muncul pula misteri lain. Harusnya belok kanan, Sriwijaya Air SJ-182 secara misterius belok kiri atau arah barat laut di ketinggian 10.600 Kaki, sebelum akhirnya menukik jatuh, Sabtu 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu.

Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 menukik jatuh pada Sabtu 9 Januari 2021 masih terus menyisakan misteri.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Pramintohadi Sukarno menyebutkan, Pilot Captain Afwan menjawab 'clear' (aman) mengikuti instruksi Air Traffic Controller Bandara Soekarno Hatta dalam perjalanan menuju Pontianak.

Namun yang menjadi misteri adalah pada pukul 14.39 WIB, pesawat yang berada di ketinggian 10.600 kaki awalnya merespons saat diinstruksikan naik ke ketinggian 13 ribu kaki.

Namun, tiba-tiba pesawat terpantau belok ke arah kiri atau barat laut.

Padahal seharusnya pesawat belok ke kanan di posisi 075 derajat, sampai akhirnya hilang dari radar dan mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu.

Diawali dengan keterangan dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang mengungkapkan dugaan penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh lewat Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).

Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, Soerjanto membantah soal kabar Sriwijaya Air SJ-182 pecah di udara.

Ia mengatakan kondisi badan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih utuh hingga membentur air.

"Jadi ada yang mengatakan bahwa pesawat pecah di atas udara itu tidak benar."

"Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," bebernya.

Peti jenazah Oke Dhurrotul pramugari korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 saat tiba di rumah duka di Kampung Manglayang, RT 01/03, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (19/1/2021).
Peti jenazah Oke Dhurrotul pramugari korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 saat tiba di rumah duka di Kampung Manglayang, RT 01/03, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (19/1/2021). (TRIBUN JABAR / SYARIF PULLOH ANWARI)

Lebih lanjut, Soerjanto menerangkan alasan yang mendasari pernyataannya tersebut.

Berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah sebesar 8 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman 16 sampai 23 meter.

Puing-puing yang ditemukan mewakili seluruh bagian pesawat mulai depan hingga ke belakang.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved