Banjir di Majalengka
Banjir di Majalengka, 4.000 Warga Mengungsi, Para Pengungsi Mulai Sakit, Belum Ada Tim Medis
Kasi Kedaruratan BPBD Majalengka, Reza Permana, mengatakan ada sekitar 4.000 warga yang terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata 1 meter.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribunjabar.id Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Sejumlah ruang Sekolah Dasar (SD) II Pangkalanpari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, dijadikan tempat pengungsian korban banjir.
Sekolah tersebut ditempati ribuan warga desa setempat akibat banjir yang terjadi sejak Senin (8/2) dini hari.
Tim gabungan dari BPBD, Basrnas, Satpol PP, dan TNI-Polri yang dibantu masyarakat setempat melakukan evakuasi untuk menyelamatkan warga yang terjebak di rumahnya.
• VIDEO-Imbas Banjir di Majalengka, Pintu Tol Kertajati Cipali Ditutup Sementara
• Banjir di Sejumlah Daerah, PLN Ingatkan Warga untuk Waspada Potensi Bahaya Listrik
Hingga sore kemarin penyisiran masih dilakukan.
Ditemui di lokasi, Kasi Kedaruratan BPBD Majalengka, Reza Permana, mengatakan ada sekitar 4.000 warga yang terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata 1 meter.
"Ada 4.000 jiwa yang terdampak karena seluruh desa terendam. Dari tadi malam berangsur-angsur kami evakuasi keluar dan hari ini kami buka posko pengungsian," ujar Reza.
Menurutnya, sudah ratusan warga yang dievakuasi keluar dari jebakan banjir.
Warga yang dievakuasi kemudian ditempatkan di posko pengungsian yang berada di SDN II Pangkalanpari.
"Rumah hampir semuanya terendam tapi kami masih hitung jumlahnya. Sekarang masih fokus evakuasi. Logistik bagi warga yang mengungsi masih kita siapkan," ucapnya.
Reza juga mengatakan, banjir di Desa Pangkalanpari mengakibatkan seorang warga meninggal dunia.
"Ada juga seorang warga yang meninggal namun itu bukan karena tenggelam. Dia punya penyakit memang dan diperparah kondisi cuaca di sini," jelasnya.
Banjir yang merendam Desa Pangkalanpari, kata Reza, disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur Kabupaten Majalengka sejak hari Minggu kemarin.
Kondisi ini diperparah oleh jebolnya tanggul Sungai Cimanuk.
"Tapi kami masih kroscek ke pihak terkait," ujarnya.