SIAP-siap, Guru, Dosen, PNS, TNI/Polri, Pedagang Hingga Tukang Ojek Divaksin Covid-19 Akhir Februari

Pemerintah menargetkan di akhir Februari vaksinasi Covid-19 untuk petugas pelayanan publik dan pelaku ekonomi bisa digelar.

Istimewa
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau Gebyar Vaksin Covid-19 di Sabuga, Rabu (3/2/2021). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah digelar sejak beberapa waktu lalu.

Dalam tahap pertama vaksinasi Covid-19, pemerintah menyasar tenaga kesehatan.

Setelah tenaga kesehatan, vaksinasi akan dilakukan kepada sejumlah pihak.

Penyuntikan Vaksin Covid-19 Tahap Dua akan Menyasar Pedagang di Pasar, Kota Bandung Sudah Siap

Bio Farma Kedatangan Lagi 10 Juta Bahan Baku Vaksin, Akan Hasilkan 9 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Di antaranya petugas pelayanan publik serta pelaku perekonomian.

Ini termasuk pedagang pasar dan tukang ojek.

Hal tersebut dikatakan Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Menurut Maxi Rein Rondonuwu, berdasarkan rapat terakhir bersama Menteri Kesehatan, DKI Jakarta dan Jawa Barat akan menjadi daerah pertama yang melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk sektor pelayan publik.

"Itu, ya, mulai dari para pelayan publik, kemudian guru, dosen, pedagang pasar, pengemudi ojek, PNS, TNI, Polri termasuk pegawai swasta BUMN dan BUMD, juga untuk perangkat desa," kata Maxi setelah acara pembukaan Gebyar Vaksin Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Nonkesehatan untuk Wilayah Jawa Barat di Gedung Sabuga, Rabu (3/2/2021).

Vaksinnya, kata Maxi, sudah mulai datang bertahap ke Indonesia.

Vaksinasi untuk pelayan publik dan pelaku ekonomi ini akan dimulai pada minggu ke-4 Februari 2021.

Pihaknya pun tengah mempersiapkan perencanaan vaksinasi mobil ke tempat kegiatan termasuk pasar.

"Sasaran pertama yang akan kami sasar adalah para pedagang pasar. Ini pesan Pak Menteri. Saya lagi buat konsep standarnya, bukan cuma seperti ini di gedung, tetapi nanti ada mobil, kami mendatangi langsung ke pasar," ujarnya.

Maxi mengatakan hal ini memerlukan koordinasi yang kuat antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota bersama pemerintah pusat.

Dalam waktu satu minggu ini, Kementerian Kesehatan, akan melakukan sosialisasi kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Jawa Barat sebagai daerah yang masuk tahap pertama ini.

"Kami akan melakukan juga kegiatan-kegiatan vaksinasi mobil. Datang langsung jemput bola di sasaran-sasaran, terutama saudara-saudara kita yang ada pasar, para pedagang pasar," katanya.

Pemilihan pedagang pasar untuk menjadi yang pertama divaksin adalah karena mereka merupakan sasaran yang rentan dan sering melakukan kontak dengan masyarakat luas.

Para pedagang pasar ini harus mendapatkan perlindungan duluan karena sebagai salah satu penggerak ekonomi. 

"Kemudian data sasaran di pasar kami sudah punya dari berbagai sumber yang kami punya, dari Asparindo dan dari BRI ritel, kami itu menggunakan juga data top-down. Tetapi dia untuk ke depan ini tentu data bottom-up kami sangat butuhkan," katanya.

Antrean masuk dan pemeriksaan tekanan darah yang diikuti oleh para tenaga kesehatan sebelum dilakukan penyuntikan vaksin covid-19 di Pintu Utara Sabuga ITB, Kota Bandung, Rabu (3/2/2021)
Antrean masuk dan pemeriksaan tekanan darah yang diikuti oleh para tenaga kesehatan sebelum dilakukan penyuntikan vaksin covid-19 di Pintu Utara Sabuga ITB, Kota Bandung, Rabu (3/2/2021) (Tribun Jabar/ Cipta Permana)

89 Ribu Sudah Divaksin

Sekitar 89.000 tenaga kesehatan dan nonkesehatan di 27 kabupaten/kota Jawa Barat (Jabar) telah menjalani vaksinasi Covid-19 sampai Rabu (3/2/2021).

Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jabar menginisiasi Gebyar Vaksinasi Covid-19 di sejumlah daerah secara serempak. 

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum memulai Gebyar Vaksin Covid--19 bagi Tenaga Kesehatan dan Tenaga Nonkesehatan untuk Wilayah Jawa Barat, di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Kota Bandung, Rabu kemarin.

Kang Uu mengatakan, gebyar vaksin ini menjadi role model pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, dengan target 150.000 nakes akan selesai divaksinasi dalam dua hingga tiga pekan mendatang.

Adegan Sedih Ikatan Cinta Andin Gugat Cerai Al, Arya Saloka pun Ikut Sedih, Sebut Pesan Tersampaikan

Sore Tadi Gempa Kembali Guncang Majene, Pusat Gempa di Laut, BMKG: Terasa di 3 Wilayah Ini

“Ini adalah sebuah berita gembira bahwa vaksin di Jawa Barat akan selesai untuk tahap pertama sekitar dua minggu atau tiga minggu dari sekarang 150.000 SDM kesehatan bisa dilaksanakan,” katanya.

Kang Uu mengungkapkan, setelah sasaran vaksin nakes terpenuhi, selanjutnya vaksinasi akan menyasar lapisan masyarakat lainnya dengan estimasi target seitar 33,5 juta orang dengan target satu tahun.

“Setelah SDM kesehatan selesai divaksin, maka vaksinasi akan berlanjut untuk masyarakat, sehingga Jawa Barat sekitar satu tahun ke depan 80 persen masyarakat Jawa Barat yang diestimasikan sekitar 33,5 juta masyarakat Jawa Barat akan segera selesai divaksin,” jelasnya.

Kang Uu mengingatkan, vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid--19 selain sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas).

Wagub menekankan agar masyarakat tidak meragukan vaksin Covid--19 karena MUI sudah mengeluarkan sertifikat halal dan BPOM menyatakan aman.

“Seandainya ada isu-isu di media sosial tentang bahaya divaksin, dampak negatif divaksin, kami yakinkan pada hari ini yang kesekian kalinya bahwa tidak ada dampak negatif tentang mereka yang sudah divaksin. Buktinya saya sendiri, para pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tidak ada masalah sampai hari ini, apalagi kami sudah (divaksin) yang kedua kali,” papar Kang Uu.

Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu mengapresiasi Pemprov Jabar atas pelaksanaan gebyar vaksinasi serempak.

Menurutnya, pola serempak dengan cakupan di atas 10.000 sasaran dinilai luar biasa.

“Saya memberikan apresiasi yang luar biasa untuk Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat karena sudah melakukan inovasi model pelaksanaan imunisasi secara serentak bergerak seluruh kabupaten/kota,” ujar Maxi.

“Kemarin di Surabaya baru 4.000, rekor MURI dapat di Yogyakarta cuma 3.000. Tapi kalau hari ini bisa di atas 10.000 ini sangat luar biasa dan akan jadi pola. Akan kami laporkan ke Pak Menteri (Kesehatan) dan mungkin ke Pak Presiden bahwa ini adalah pola yang sangat baik,” tuturnya.

Metode vaksinasi serempak ini, kata Maxi, juga menjadi uji coba vaksinasi tahap dua untuk pelayan publik yang lebih masif lagi.

Diperkirakan, jumlah masyarakat pelayan publik seperti guru, dosen, ASN, TNI/Polri, pegawai BUMN dan BUMD, serta perangkat desa mencapai lebih dari 18 juta orang, sehingga target vaksinasi bagi palayan publik rampung pada April 2021 bisa dicapai.

Maxi juga mengungkapkan, pihaknya ingin menargetkan para pedagang pasar sebagai sasaran vaksinasi setelah nakes.

Ia mengatakan konsep vaksinasi yang disarankan adalah konsep jemput bola melalui vaksinasi mobil.

Namun, konsep ini membutuhkan koordinasi yang kuat antara pemeritah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah pusat.

“Sasaran pertama yang akan kami sasar adalah para pedagang pasar. Saya lagi buat konsep standarnya untuk bukan cuman seperti ini (pelaksanaan vaksin) di gedung, tetapi nanti ada mobil atau kami mendatangi langsung ke pasar-pasar,” kata Maxi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved