Bak di Cerita Horor, Ini Blok ''Kampung Mati'' di Majalengka, Puluhan Rumah Ditinggal Penghuninya
Warga setempat ketakutan adanya bencana pergerakan tanah yang sudah beberapa kali terjadi di desa yang terdapat wisata Paralayang tersebut.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Biji-bijian itu biasa dijadikan bahan utama membuat sambal karedok dan sambal pecel.
• Deretan Misteri Ayah dan Dua Anaknya Tewas di Blitar, Polisi Temukan Banyak Kejanggalan
“Mungkin saat ini hanya ada sekitar 30 rumah-an. Kami bertahan, karena masih aman. Yang lain pindah, karena rumah mereka berada di tanah miring yang rawan longsor,” ujar Karmidi (65), warga lainnya yang juga masih menempati kampung tersebut.
Menurut Karmidi, ia tinggal di kampung Tarikolot Sidamukti itu sudah 36 tahun.
Ia pertama kali menempati kampung itu ketika dibawa oleh mendiang istrinya.
“Sejak saya menikah dengan istri, saya tinggal di kampung ini. Sekarang saya tinggal sendirian, istri saya sudah tiada,” ungkapnya.
Sepengetahuan Karmidi, di kampung itu tadinya ada 100 rumah yang dihuni dan ditempati.
Namun, sejak ada pergerakan tanah dan longsor yang menimpa Blok Tarikolot, berangsur-angsur warga mulai berpindah ke tempat yang lebih aman.
“Saat ini saja, jalan ke sini dekat jembatan sudah rusak lagi, karena longsor dan tanahnya bergerak. Tapi di rumah saya masih aman. Makanya saya bertahan, kebun saya juga dekat sini,” katanya.