Di Tengah Harga Daging Sapi yang Semakin Naik, Populasi Sapi Pasundan Kian Berkurang
Alih fungsi lahan membuat para peternak sapi pasundan tidak bisa berternak lagi akibat kesulitan mencari pakan dan mendapat lahan peternakan
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah kenaikan harga sapi akibat ketergantungan yang tinggi terhadap sapi Australia, populasi sapi pasundan di Jawa Barat malah terus berkurang akibat tergerus oleh alih fungsi lahan.
Kepala Bidang Produksi Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Aida Rosana, mengatakan sapi pasundan asli Jawa Barat tersebut gencar dikembangbiakkan pada masa kepemimpinan Gubernur Jabar terdahulu, Ahmad Heryawan.
"Kalau populasi pas zaman Pak Aher (Ahmad Heryawan) itu 35 ribu lebih, itu tahun 2017. Tapi kalau sekarang itu sekarang sekitar 20 ribuan sampai 25 ribuan," kata Aida melalui ponsel, Selasa (26/1/2021).
Aida menuturkan alih fungsi lahan menyebabkan berkurangnya populasi sapi pasundan. Alih fungsi lahan, katanya, membuat para peternak sapi pasundan tidak bisa berternak lagi akibat kesulitan mencari pakan dan mendapat lahan peternakan.
"Padahal jenis sapi pasundan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis sapi lainnya, seperti lebih tahan terhadap faktor cuaca dan dagingnya lebih berkualitas. Badannya lebih besar karena memang dari banteng," katanya.
Pemprov Jabar pun, katanya, terus berupaya melakukan pengembangan peternakan sapi pasundan agar bisa meningkatkan kembali populasi sapi tersebut. Namun pada tahun lalu, upaya ini terhambat oleh refocusing anggaran untuk penanggulangan Covid-19.
"Kita akan kembangkan, tadinya mau 2020, tapi karena ada refocusing, tidak ada anggaran. Jadi kita ingin mengembangkan sapi pasundan di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Garut rencananya," katanya.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Bekas Mitsubishi Pajero Sport Update Awal 2021, Mulai dari Rp 190 Jutaan
Pengembangan sapi pasundan, katanya, salah satunya dilakukan dengan membangun klaster khusus pengembangan sapi tersebut yang rencananya akan dibangun di Kabupaten Kuningan.
Kabupaten Kuningan termasuk ke dalam 11 daerah sebaran sapi pasundan di Jawa Barat, khususnya Kecamatan Cibingbin yang saat ini memiliki populasi sapi pasundan sekitar 5.000 ekor melalui pemeliharaan intensif dan semiintensif.
"Kita sudah rapat penetapan sumber bibitnya, sudah mulai ke arah itu sehingga harusnya bisa banyak. Karena sapi ini masih di 11 kabupaten dan makin sedikit jumlahnya. Ini harus diselamatkan karena ini hasil sumber daya genetik asli lokal Jabar," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini kebutuhan daging sapi di Jabar mencapai 195 ribu ton atau setara dengan 1 juta ekor sapi lebih dalam setiap tahunnya.
"Karena kan di kita banyak hotel restoran mungkin memang dengan pandemi Covid-19 ini agak menurun, tapi kita belum dapat data berapa pengurangannya. Penyediaan daging sapi ini dari sapi lokal Jabar ini hanya 9 hingga 10 persen. 90 persen harus impor, baik antar pulau maupun sapi bakalan dan daging impor dari Australia" katanya.
Sapi pasundan erupakan salah satu sumber daya genetik ternak asli Jawa Barat yang telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal Indonesia berdasarkan SK Menteri Pertanian RI.
Baca juga: FOTO Michaela Paruntu, Istri Wakil Ketua DPRD Sulut, Noni Sulut 2002, Kakaknya Bukan Orang Biasa
Sebaran populasi sapi pasundan menyebar di dua wilayah penting, yakni wilayah sepanjang pesisir selatan Jawa Barat dan wilayah buffer zone hutan lindung sepanjang wilayah Priangan utara.