Radit Justru Kian Terpacu Masuk TNI Setelah Kakak Tewas di Tangan KKB, Ini Pesan yang Bikin Mewek
Meski kakaknya, Praka Anumerta Roy Vebrianto, gugur saat bertugas, Radit Avianto (15) tetap bertekad ingin masuk TNI.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Meski kakaknya, Praka Anumerta Roy Vebrianto, gugur saat bertugas, Radit Avianto (15) tetap bertekad ingin masuk TNI.
Roy Vebrianto tewas setelah aksi penyerangan yang dilakukan kelompok kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021)
Bukannya keder karena sang kakak tewas tertembus peluru, Radit malah menjadi terpacu.
Ayah dari Roy dan Radit, yang juga merupakan seorang prajurit TNI, Letda CZI Kuspriyadi, mengungkapkan, anak keduanya itu kini ingin masuk TNI. Radit sekarang baru kelas 1 SMA.
"Setelah lulus ia ingin mencoba masuk TNI. Kejadian itu (tewasnya Roy) justru itu menjadi pemicu bagi dia (Radit lebih ingin masuk TNI)," ujar Kuspriyadi, di rumahnya yang berada di Kompleks Bumi Sari Indah I, Kelurahan Manggahang, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (24/1/2021).
Baca juga: Link Live Streaming Manchester United Versus Liverpool di Babak Keempat Piala FA: Final Kepagian
Baca juga: Tommy Soeharto Gugat Pemerintah Rp 56 Miliar Setelah Tanah dan Bangunan Digusur Pembangunan Tol
Kuspriadi mengatakan, sebagai orang tua tentu akan mendukung pilihan anaknya.
"Jika itu yang diinginkannya," kata dia.
Menurut Radit, kakaknya merupakan orang yang baik jujur, baik ke keluarga dan semua orang.
"Ada satu ucapan yang keinget terus dan bikin saya nangis, saya diamanatin, (kalau masuk TNI) masuk ke Pasukan Infantri, Konstrad atau enggak Kopassus. Enggak ada kata-kata lain," ucap Radit.
Baca juga: Puluhan Orang di Kota Sukabumi Terpapar Covid-19 Hari Ini, Jumlah Akumulasi Capai 2.605 Orang

Komunikasi Terakhir
Praka Anumerta Roy Vebrianto sebelum meninggal karena tertembus peluru tembakan KKB sempat berkomunikasi dengan Ibunya, Wiwin Winaryati. Dia menelepon untuk meminta doa.
Roy merupakan prajurit dari satuan Yonif 400/Banteng Raider Batalyon Kodam IV Diponegoro, bertugas di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, tepatnya di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.
Ia menjadi korban penyerangan kelompok kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Jumat (22/1/2021), dengan luka tembak di dada kanan.
"Senin (18/1/2021) terakhir kontak dengan keluarga (melalui sambungan telepon). Dia meminta doa kepada ibunya, katanya, 'doakan, doakan, doakan saya terus'," ujar ayah Roy, yang juga merupakan seorang prajurit TNI, Letda CZI Kuspriyadi, dengan mata berkaca-kaca di rumah duka yang berada di Kompleks Bumi Sari Indah I, Kelurahan Manggahang, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (24/1/2021).
Baca juga: Diserang Tawon, Kakek yang Sedang Cari Rumput di Pemalang Tewas, Ada Puluhan Bekas Sengatan
Baca juga: Lima Wakil Indonesia di BWF World Tour Finals, Anthony Sinisuka Ginting Satu-satunya di Tunggal
Kuspriyadi mengatakan, setelah kontak dengan ibunya tersebut, pihak keluarga sudah tak ada lagi komunikasi dengan Roy.
"Biasanya dia sering menghubungi, telepon," kata Kuspriyadi.
Kuspriyadi mengungkapkan, susah untuk mencari pulsa di lokasi tugas Roy.
"Saya sebagai bapaknya, di sini, pasti saya yang ngisi. Kebetulan seminggu ini dia enggak minta. Baru saya mau belikan, ada kejadian," ucap dia.
Menurut Kuspriyadi, Roy merupakan anak yang pendiam. Namun, dia baik ke semua orang.
Kuspriyadi mengatakan, di Batalyon, Roy, merupakan perajurit serba bisa.
"Dia penembak. Segala kegiatan pertandingan di satuan dia ikuti, mau renang militer, cross country, menembak dan lainnya," katanya.
Semua prajurit yang berangkat ke tempat tugas, kata Kuspriyadi, semua sudah dilatih dan terlatih.
"Batalyon merasa kehilangan, kami juga merasa kehilangan, kita pasrahkan kepada Yang Mahakuasa," ucapnya.
Kuspriyadi menjelaskan, Roy masuk TNI pada 2015.
Baca juga: Polisi Kreatif di Subang, Gerakkan Warga Lakukan Ini di Pekarangan Rumah, Ada Maksud Tersembunyi
"Sebelum berangkat untuk bertugas ke Papua, dia pernah bertugas di Lebanon, selama satu tahun pada 2017-2018," ujar Kuspriyadi.
Kuspriyadi mengungkapkan, pemberangkatan almarhum bertugas ke Papua pada Agustus 2020. Maka, dia sudah lima bulan bertugas di sana.
"Lama tugas di sana dari satuan 10 bulan, namun Tuhan berkata lain," kata Kuspriyadi.
Kuspriyadi mendapatkan informasi kejadian yang mengakibatkan anaknya gugur saat bertugas pada Jumat (22/1/2021) pagi sekitar pukul 05.50, WIB.
"Saya juga dinas seperti biasanya, berangkat pagi. Begitu sampai di jalan ada informasi menanyakan rumah Roy dari satuan. Ternyata telah terjadi kontak (senjata) dan mengakibatkan Roy kena tembak," ucap dia.
"Setelah kena tembak, Roy dievakuasi ke Timika. Setelah dievakuasi kurang lebih setengah jam dinyatakan almarhum (meninggal)," ujarnya.
"Informasi awalnya masih sadar dievakuasi ke Timika, lalu ada kabar lagi ternyata sudah almarhum," kata dia.
Tentu, kata dia, keluarga sangat merasa kehilangan.
"Kita harus menerimanya," ujar dia.
Kuspriyadi mengatakan, pengiriman jenazah dari Papua dilakukan hari Sabtu karena menunggu jadwal pesawat.
"Kemarin berangkat di Papua 13.00 WIB, sampai di Cengkareng, kurang lebih setengah empat WIB, kemudian jenazah dibawa ke rumah duka, nyampai sekitar jam 21.00 WIB. Disemayamkan semalam, tadi pagi dilaksanakan pemakaman secara militer di Taman Makam Pahlawan Cikutra," tuturnya.
Meninggal dalam tugas, Pratu Roy mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dari Panglima TNI dari Pratu menjadi Praka Anumerta Roy Vebrianto. (*)