Vaksinasi dan PPKM Belum Berdampak, Kasus Covid di Kota Bandung Terus Bertambah
Kasus Covid-19 di Kota Bandung terus bertambah walau berbagai cara dilakukan untuk menekan penularan virus corona.
Penulis: Tiah SM | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar , Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus Covid-19 di Kota Bandung terus bertambah walau berbagai cara dilakukan untuk menekan penularan virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, penambahan sebulan terakhir dari 18 Desember 2020 sampai 17Januari 2021 cukup tinggi karena adanya libur natal dan tahun baru.
"Saat libur, ada kunjungan keluarga, kegiatan sosial, kunjungan teman, dan kumpul tanpa menjaga protokol kesehatan," ujar Ahyani di Balai Kota, Senin (18/1).
Baca juga: 5-10 Persen Tenaga Kesehatan di Kota Bandung Tidak Datang untuk Divaksin Covid-19
Baca juga: BPBD Kabupaten Cirebon Catat 7 Kecamatan Terendam Banjir, Rumah, Jalan, dan Fasilitas Umum Terendam
Ahyani mengatakan, ada penambahan 504 kasus baru Covid-19 positif aktif.
"Pada 18 Desember 2020 tercatat 631 kasus menjadi 1.135 kasus per 17 Januari 2021 sehingga kumulatif kasus postif Covid di Kota Bandung mencapai 7.062, padahal pada 18 Desember hanya tercatat 4.967 kasus," ujar Ahyani.
Ahyani juga merasa prihatin dengan kasus meninggal dunia dalam satu bulan bertambah 16 orang sehingga jumlah meninggal dunia di Kota Bandung 163 orang.
Selain prihatin, kabar baiknya tingkat kesembuhan meningkat, yaitu sudah mencapai 5.764 orang.
"Dalam sebulan terakhir orang yang terpapar Covid-19 yang semhuh mencapai1.575 orang, " ujar Ahyani.
Menurut Ahyani, adanya suntik vaksin terhadap jajaran tenaga kesehatan belum jadi pendorong menekan angka penularan Covid karena butuh waktu untuk muncul kekebalan.

Diberlakukannya PPKM sejak 11 Januari juga belum ada dampaknya terhadap penurunan angka positif Covid.
Menurut Ahyani, untuk mengatasi dan menekan kasus Covid-19, butuh upaya bersama, yaitu masyarakat fokus menjalankan protokol kesehatan 3 M 1 T, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak serta tidak berkerumun.
"Kami tenaga kesehatan menjalankan 3 T, yaitu tracing, testing, dan treatment," ujarnya.
Ahyani mengatakan, pihaknya sampai saat ini sudah melakukan rapid kepada 64.042 orang dan metode polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 76.261 orang.
Keterisian rumah sakit dan rumah isolasi, kata dia, suah di atas 90 persen, hampir over kapasitas. (*)