Longsor di Sumedang
Bau Menyengat Tercium di Lokasi Hajatan yang Dikubur Longsor Cimanggung, Tanahnya Seperti Bubur
Deden mengatakan, dugaan ada banyak korban yang masih tertimbun di titik lokasi hajatan didasarkan pada kesaksian warga.
"Kemudian kita identifikasi dan karena kondisinya potongan, maka kita kerjasama dengan Muspika setempat untuk dikuburkan," ujarnya saat ditemui Puskesmas Sawahdadap, Rabu (13/1).
Body part kedua, kata Maman, memiliki panjang sekitar 102 sentimeter, lebar 19 sentimeter, dan tebal 4,5 sentimeter.
Keduanya sudah ada dalam penanganan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokes Polda Jabar agar diketahui identitasnya.
"Kami sudah ambil sampel 28 DNA, kemudian jika terindentikasi kita akan serahkan kepada keluarga," kata Maman.
Tim DVI diperkirakan membutuhkan waktu 10 hari untuk mencocokkan sampel DNA keluarga korban longsor dengan dua body part ini.
"Kalau DNA-nya sama berati satu potongan tubuh," kata Maman.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jabar memperkirakan, curah hujan di Kabupaten Sumedang masih cukup tinggi dalam beberapa hari ke depan. Ini, ujarnya dapat menyulitkan proses evakuasi.
"Tentu ini akan sangat menghambat evakuasi korban karena tanah di atas masih benar-benar licin," ujar Koordinator Data dan Informasi, BMKG Jabar, Hari Saputro, ditemui di Posko Bencana, Cimanggung, kemarin.
Itu sebabnya, kata Hari, jika sore hari kondisi cuaca sudah mendung, maka evakuasi harus dihentikan terlebih dahulu karena ditakutkan terjadi longsor susulan.
"Terlebih di sebelah barat lokasi longsor sudah terjadi retakan," kata Hari.
Selain karena curah hujan yang tinggi, longsor di Cimanggung, Sabtu, diduga disebabkan alih fungsi lahan yang menyalahi ketentuan.
Dua kompleks perumahan di sana dibangun di lereng yang gembur dengan kemiringan yang tinggi. Polisi sudah turun tangan menyelidiki hal ini. (hilman kamaludin)