Virus Corona di Jabar
7 Daerah di Jabar Belum Punya Pusat Isolasi Non-rumah Sakit, Edukasi Isolasi Mandiri Wajib Dilakukan
Ada tujuh daerah di Jawa Barat yang belum mempunyai tempat isolasi pasien Covid-19 non-rumah sakit.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebanyak tujuh kabupaten dan kota di Jawa Barat belum memiliki pusat isolasi non-rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.
Dengan hanya mengandalkan rumah sakit sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 dan isolasi mandiri di rumah, edukasi dan sosialisasi mengenai isolasi mandiri pasien Covid-19 pun perlu terus ditingkatkan.
Selama ini diketahui daerah yang belum memiliki pusat isolasi non-rumah sakit untuk pasien Covid-19 tanpa gejala adalah Kota Sukabumi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.
Baca juga: Diajukan Besok ke DPR oleh Jokowi, Calon Kapolri Pengganti Jenderal Idham Mengerucut ke 2 Sosok Ini
Baca juga: Daerah-daerah yang Terkena Pemadaman Listrik Hari Selasa Ini, Mulai Jam 08.00, Mati Lampu 8 Jam
Adapun di Kota Cimahi hanya terdapat Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pemprov Jabar yang dijadikan pusat tempat isolasi.
Selama ini tersedia 3.016 tempat tidur di tempat isolasi non-rumah sakit di Jabar, terdiri dari tempat isolasi di tingkat kabupaten dan kota sebanyak 2.846 tempat tidur dengan keterisian 55,20 persen dan di BPSDM Provinsi Jabar sebanyak 170 tempat tidur dengan keterisian 71,70 persen.
Lima daerah dengan keterisian terbanyak adalah Kota Bekasi 96,15 persen, Kabupaten Pangandaran 90 persen, Kota Banjar 83,63 persen, Kota Depok 89,94 persen, dan Kabupaten Karawang 79,74 persen.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan bahwa sosialisasi dan edukasi terkait isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tanpa gejala perlu terus ditingkatkan.
Hal itu bertujuan agar tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 dan pusat isolasi non-rumah sakit digunakan oleh pasien Covid-19 dengan gejala.
"Dasar pemikiran pembuatan pusat isolasi di daerah itu adalah karena disinyalir yang melakukan isolasi mandiri tidak disiplin. Ini wajar karena dilakukan mandiri di rumah dan tidak ada yang mengawasi. Tampaknya perlu sosialisasi tentang isolasi mandiri yang bisa dilakukan oleh masyarakat," kata Daud melalui ponsel, Selasa (12/1/2021).
"Perlu ada komunikasi yang efektif untuk mengubah perilaku masyarakat. Sebaiknya sosialisasikan ini disatukan dengan penegakan aturan supaya masyarakat patuh," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani dalam webinar dengan tema "Bincang Warga tentang Penanganan COVID-19 di Jabar" pada Minggu (10/1/20210) malam menyatakan, pasien Covid-19 tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri harus mendapat pendampingan dan dukungan, terutama dari masyarakat sekitar.
"Ini harus didampingi supaya masyarakat terpapar Covid-19 menjadi bisa dan berani menghadapi penyakitnya. Kita libatkan semua potensi masyarakat sesuai dengan kemampuannya. Ini pernah dicoba di daerah saya dan berhasil," ucapnya.
Baca juga: UPDATE Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Dipastikan Laik Terbang Sebelum Jatuh, 9 Bulan Tak Terbang
Baca juga: VIRAL, Pacar Ancam Sebar Foto, ABG di Surabaya Jadi Korban Penganiayaan, Paha Pun Membiru
Menurut Ahyani, sosialisasi dan edukasi isolasi mandiri perlu ditingkatkan.
Selain untuk mengatasi tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19, kepatuhan masyarakat terapkan protokol kesehatan pun mulai mengendur.