Longsor di Sumedang
Penyelidikan Kasus Longsor Cimanggung Tunggu Evakuasi Korban Lebih Dahulu
Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban yang diduga masih tertimbun. Danramil Cimanggung tewas tertimbun
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Seli Andina Miranti
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian Badan Geologi ESDM , Kasbani, menyebut, longsor di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang yang menimbulkan 11 orang tewas, berada di lokasi kemiringan terjal.
Baca juga: Garut dan Ciamis Masuk Zona Merah, PSBB Dimulai di Jabar
"Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan yang terjadi di lereng atas pemukiman. Daerah tersebut kemiringan lereng yang agak terjal. Pelapukan breski dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawah nya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir," ujar Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (10/1/2021).
Titik terjangan longsor berada di Perum Pondok Daud terjadi pada Sabtu (9/1/2020) dan berada di ketinggian sekira 700 hingga 750 mdpl.
"Berdasarkan peta prakiraan terjadi gerakan tanah Januari 2020 di Kabupaten Sumedang, Kecamatan Cimanggung masuk dalam kategori zona potensi gerakan tanah menengah dan tinggi. Pada zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama kembali aktif," ucapnya.
Ia menyebutkan, area longsor terdapat lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa penguatan lereng.
"Selain itu, saluran drainase yang kurang baik dan bagian bawah lereng merupakan pemukiman atau rumah warga. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," ucapnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, Ruang Perawatan Penuh, Kecamatan Diminta Siapkan Rumah Khusus Isolasi
Baca juga: Ketika Kapolres Sumedang Nyaris Jadi Korban Longsor Cimanggung, Selamat Setelah Pecahkan Kaca Masjid