Konservasi Penyu Sukabumi
Penyu Binatang Dilindungi, Ada Undang-undang yang Mengaturnya, Ini Alasannya
KETUA Kelompok Konservasi Penyu Sukabumi (KKPS) Musonip mengatakan, penyu binatang dilindungi.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Kalau ekosistem di laut terganggu dari mulai produksi ikan untuk kebutuhan manusia akan terganggu, salah satu menjaga ekosistem itu ya penyu, itu aja," katanya.
Baca juga: Harus Bagaimana Kalau Anggota Keluarga Positif Covid-19? Lakukan Ini agar Tak Jadi Klaster Keluarga
Konservasi Penyu Sukabumi
Penangkaran penyu Sukabumi atau Konservasi Penyu Sukabumi (KKPS) merupakan habitat bertelur penyu yang hampir punah.
Di dunia ini penyu tinggal ada tujuh spesies.
Indonesia menjadi habitat bertelur enam spesies penyu dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia.
Termasuk mereka mendatangi penangkaran penyu Sukabumi.
Perairan Indonesia menjadi rute wilayah penyu laut di jalur Samudera Pasifik dan Hindia.
Baca juga: VIDEO-Korban Banjir Astanaanyar Berharap Ditengok Wali Kota dan Berharap Bantuan
Penyu yang dapat ditemui di Indonesia antara lain penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu belimbing (Dermochelis coriaceae).
Selain itu ada penyu pipih (Natator depressus), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Ketua (KKPS) Musonip mengatakan, dari keenam jenis Penyu yang ada di Indonesia tersebut, ada 3 jenis Penyu di pengangkara penyu Sukabumi di Pangumbahan, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap.
"Kalau di Sukabumi, itu ada 3 jenis penyu, yaitu penyu hijau, penyu sisik dan penyu lekang. Di Pangumbahan mayoritas didominasi oleh penyu hijau," ujarnya, Jumat (25/12).
Kawasan pantai di Pangumbahan kerap dijadikan tempat bertelur penyu hijau. Penyu-penyu berproses hingga bertelur dan kemudian meninggalkan pantai itu.
Musonip menjelaskan, penyu hijau pertama kali bertelur pada usia 25 tahun, saat bertelur penyu hijau ini akan melewati 11 fase.
Baca juga: VIDEO-Detik-detik Pria Paruh Baya Lempar Bom Molotov ke Masjid Al Istiqomah
Mulai dari naik dari laut ke pantai hingga kembali lagi ke laut.
"Kemudian merayap, memilih tempat bertelur, selanjutnya memadatkan pasir. Penyu-penyu itu menggali lobang, mengeluarkan telur, menutup telur, membuat sarang kamuflase, kemudian kembali lagi ke laut," jelasnya.
Setelah melewati 11 fase bertelur, Musonip mengatakan, pihak Konservasi akan merelokasi telur-telur tersebut dari sarang alami ke sarang semialami.