Pasutri Bertarung di Pilkades Jagabaya Ciamis, Ini Awalnya Hingga Waswas Mitos Jagabaya
Di Desa Jagabaya, Ciamis, pasangan suami istri bertarung dalam pilkades yang digelar akhir pekan lalu. Mitos mewarnai pilkades kali ini.
Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
Pada hari H pencoblosan tersebut, menurut Nana, ia berkeliling memantau sementara istrinya hanya berada di rumah saja, tidak kemana-mana.
“Saya dan istri tidak punya hak pilih. Jadi tidak nyoblos. Lucu juga ya, kedua calon kades tidak punya hak pilih di desa tempat nyalon,” katanya sembari tertawa.
Meski asli dari Desa Jagabaya, tapi Nana dan istrinya tinggal dan ber-KTP Desa Panawangan, Kecamatan Panawangan.
“Karena KTP-nya Desa Panawangan, jadi kami tak nyoblos,” ujarnya.
Saat perhitungan suara usai pencoblosan Sabtu (19/12) sore, menurut Nana ia sudah di rumah bersama istrinya.
“Istri saya santai-santai saja. Yang tegang malah saya, takut mitos benar-benar terbukti. Tapi alhamdulilah sekitar pukul 15.00 ada yang menelpon memberi tahu saya segera ke balai desa (Jagabaya). Saya diberitahu tentang perhitungan suara,” ujar Nana.
Dari 5 TPS yakni 3 TPS di Dusun Jabaya I, serta masing-masing 1 TPS di Dusun Jagabaya II dan Dusun Pamengkeur, Nana memperoleh 1.339 suara dan isterinya Dian Rahmawati hanya memperoleh 172 suara. Dan tidak ada suara yang tidak sah.
“Dengan adanya hasil perhitungan suara sementara itu, saya mulai tenang, dan sujud syukur. Istri saya senyum-senyum saja. Ternyata warga benar-benar menghendaki saya jadi kades. Dan mitos Jagabaya pun tak terbukti,” katanya.
Sebenarnya jumlah pemilih yang masuk DPT menurut Nana, sebanyak 2.256 pemilih. Tapi yang datang ke TPS dan mencoblos hanya 1.511 pemilih. Tingkat partisipasi 66,98 persen.
“Ada sekitar 33 persen pemilih yang tidak datang ke TPS. Sebanyak 30 persen di antaranya adalah para perantau yang tidak pulang kampung sedangkan 3 persen lainnya warga yang berhalangan tidak hadir ke TPS,” ujar Nana.
Meski sebagian besar penduduk Desa Jagabaya menurut Nana bermata pencaharian sebagai petani, tapi banyak juga yang merantau di kota terutama di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Cirebon.
Sebagian besar sebagai pedagang maupun tukang.
“Informasinya mereka memilih tidak pulang karena calonnya sudah jelas,” ucapnya sembari tertawa.
Bila telah dilantik nanti sebagai Kades Jagabaya menurut Nana, ia akan melaksanakan berbagai program sesuai dengan visi misinya.
Tidak hanya mengembangkan infrastruktur jalan, tetapi juga infrastuktur pertanian untuk meningkatkan kesejahetraan warga.
Termasuk mengembangkan budidaya jahe dan porang, tanaman bernilai ekonomi tinggi.
Desa Jagabaya merupakan pemekaran dari Desa Panawangan, Kecamatan Panawangan.
Baca juga: Dipanggil TC Timnas U-22, Ini Komentar Kiper Persib Bandung Aqil Savik
Baca juga: Pengawal Tahanan di KPK Dipecat Setelah Terima Rp 300 Ribu dari Terpidana Korupsi