Pasutri Bertarung di Pilkades Jagabaya Ciamis, Ini Awalnya Hingga Waswas Mitos Jagabaya

Di Desa Jagabaya, Ciamis, pasangan suami istri bertarung dalam pilkades yang digelar akhir pekan lalu. Mitos mewarnai pilkades kali ini.

Penulis: Andri M Dani | Editor: taufik ismail
Istimewa
Pasutri yang jadi calon Kades Jagabaya, Panawangan, Nana Juhana SPd (61) dan istrinya Dian Rahmawati Spd (40). Nana berhasil unggul dalam Pilkades Serentak. 

Namun tidak langsung mendaftar.

“Kami menunggu dulu di mobil di halaman balai desa. Menunggu kemungkinan ada calon lain yang mendaftar pada menit-menit terakhir tersebut. Kalau ada, istri saya tidak jadi mendaftar. Tapi 5 menit menjelang akhir batas waktu, tidak ada juga yang mendaftar barulah istri saya keluar mobil. Dan kemudian menyerahkan berkas pendaftaran kepada panitia,” ucap Nana berkisah.

Setelah dilakukan verfikasi persyaratan, kemudian Nana bersama istrinya ditetapkan sebagai calon. Dan ketika dilakukan pengundian nomor urut, Nana mendapat nomor urut 1 sementara istrinya, Dian yang sehari-hari menjadi guru honorer mendapat nomor urut 2.

Masa kampanye baliho masing-masing di pasang, visi misi juga disampaikan.

“Semua persyaratan termasuk visi-misi, saya yang bikin,” katanya.

Baca juga: Gempa Bumi 5,1 Baru Saja Terjadi di Kepulauan Tanimbar Maluku Senin Malam, Ini Kata BMKG

Baca juga: VIDEO-Berkah Lesti Kejora, Jadi Wanita Tercantik Dunia hingga Borong Prestasi di Kiss Awards 2020

Meski hari H Pilkades Serentak di Ciamis sempat dua kali ditunda, menurut Nana tidak sampai membuat ia cemas.

“Kami menghadapinya dengan santai saja,” ujar Nana yang pertama kali diangkat jadi guru PNS mengajar di SDN Kekesik 4, Banjarsari, Lebak, Banten tahun 1980 sampai 1994.

Setelah itu ia pulang ke Ciamis mengajar di kampung halaman di Jagabaya .

Setelah pensiun menjadi guru bulan Agustus 2019, menurut Nana, tak terpikir baginya untuk mencalonkan diri jadi kades.

Karena waktu itu ia lebih fokus mengisi masa pensiun dengan bertani, bercocok tanam jahe dan porang.

Bahkan uang Taspen pensiunannya dipakai untuk membeli kebun seluas 250 bata (1 bata = 14 m2) saking seriusnya Nana untuk menjadi petani setelah pensiun.

“Baru ketika saya hadir pada acara tradisi hajat bumi di Jagabaya, banyak yang minta saya maju (nyalon kades). Awalnya saya anggap angin lalu. Tetapi ternyata kemudian banyak yang datang. Jadi kepikiran juga, Apalagi yang datang kemudian tokoh-tokoh masyarakat. Termasuk H Sarkum (tokoh warga Jagabaya) juga minta saya maju. Akhirnya saya serius. Tetapi kemudian bursa calon kades malah sepi. Padahal awal-awalnya ada 3 calon yang sering disebut-sebut,” katanya.

Meski hanya bertarung dengan istri sendiri, mendekati hari H Pilkades Serentak Sabtu (19/12/2020) menurut  Nana ia sempat waswas dan cemas.

Karena ada mitos, Jagabaya akan jaya bila dipimpin oleh perempuan.

“Saya sempat cemas juga. Meski calon kades perempuan yang saya hadapi itu, istri saya sendiri. Waswas juga dengan mitos yang berkembang. Terlebih pada hari Sabtu menjelang akhir perhitungan suara tiap TPS ,” ujar Nana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved