Nasib Baik Rais, Bocah Pemulung yang Kedapatan Belajar di Trotoar di Kota Bandung, Langsung Dibantu
Rais kedapatan belajar di trotoar di dekat Alun-alun Bandung. Ternyata ia seorang siswa SD.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP), tabungan Simpel (simpanan pelajar), dan perlengkapan sekolah, kepada Muhammad Rais, siswa SDN 047 Balonggede, Kota Bandung, Jawa Barat.
Rais adalah pelajar dari keluarga pemulung yang sosoknya viral di media sosial karena sering ditemukan belajar di pinggir trotoar di pusat Kota Bandung.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan pada Kemendikbud RI, Abdul Kahar, mengatakan pemerintah terus berupaya memberikan perhatian kepada siswa dari keluarga tidak mampu.
Baca juga: FAKTA Penembakan 6 Anggota FPI, Ayah Lutfi Hakim: 4 Lubang Tembak di Dada Tembus Sampai ke Belakang
Baca juga: Setelah Sholat Magrib Jangan Beranjak Dulu, Baca Doa ini Setelah Sholat, Bahasa Arab dan Artinya
“Kami sangat terbantu dengan masukan dan laporan dari masyarakat mengenai anak-anak yang membutuhkan bantuan. Mereka perlu dukungan kita bersama agar terus mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara,” ujar Abdul Kahar saat menyerahkan bantuan di SDN 047 Balonggede, Kota Bandung, pada Jumat (11/12/2020).
Abdul Kahar berharap dinas pendidikan dan sekolah yang memiliki kewenangan mengusulkan siswa penerima KIP untuk lebih aktif meningkatkan kualitas pendataan siswa dari keluarga miskin melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Sistem Informasi Program Indonesia Pintar (Sipintar).

Dinas pendidikan juga diharapkan berperan aktif berkoordinasi dengan perangkat daerah/kecamatan/lurah, agar seluruh siswa dari keluarga miskin dapat menerima Program Indonesia Pintar (PIP) dengan mengawal proses pencatatan keluarganya ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Selain itu, pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota, diharapkan mengoptimalkan perangkat daerah yang mempunyai fungsi pengawasan untuk mengawasi pelaksanaan PIP.
“Mulai dari proses pemutakhiran DTKS oleh dinas sosial setempat yang berkoordinasi dengan kelurahan, pengusulan oleh dinas pendidikan, sampai dengan aktivasi rekening, penarikan dana dan pemanfaatan dana,” ujar Abdul Kahar.
Baca juga: Habib Rizieq Bisa Jadi Tersangka Juga di Polda Jabar, Kasus Megamendung dan RS UMMI Jalan Terus
Baca juga: Heboh Pengakuan Gisel ke Hotman Paris Soal HP, Bisakah Data HP Muncul Setelah Dihapus? Ini Kata Ahli
Abdul Kahar menambahkan, dalam situasi saat ini pemerintah pusat dan daerah dapat berperan aktif serta lebih responsif dan akomodatif terhadap perubahan kondisi kesejahteraan dari keluarga-keluarga di wilayahnya masing-masing.
Beberapa hari lalu, sebuah foto yang mengisahkan Muhammad Rais (9 tahun), pemulung yang mengerjakan tugas sekolah di trotoar viral di media sosial.
Foto tersebut memperlihatkan Rais memegang secarik kertas ditemani dengan karung rongsokan dan duduk di trotoar jalanan dekat Alun-alun Bandung.
Belakangan diketahui, Rais adalah siswa SDN 047 Balonggede Kota Bandung.
Ia dikenal sebagai siswa yang rajin di sekolah.
Sayangnya, selama Pembelajaran Jarak Jauh, Rais tidak bisa mengikuti sistem yang ada karena keterbatasannya tidak memiliki handphone.
Kisah inilah yang kemudian direspons langsung oleh Kemendikbud melalui pembagian KIP, Simpel dan perlengkapan sekolah.
Baca juga: Pindah Jam Tayang, Ikatan Cinta 11 Desember Tayang Pukul 21.00, Ini Link Live Streaming & Trailernya