Kisah 'Pahlawan' Citarum Kolonel Is Priyadi, Kumpulkan Data Sungai Citarum, Hasilnya Mencengangkan

Kolonel Ckm dr Is Priyadi meninggal dunia, Kamis (3/12/2020). Alumnus FK Unair angkatan 84 itu memiliki jasa yang tak ternilai.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Istimewa
Kolonel Ckm dr Is Priyadi meninggal dunia. Kabar ini membuat Letjen TNI Doni Monardo berduka mendalam. 

Uji lab atas air yang ada di Citarum dan sungai anakannya, menemukan kandungan besi (fe), Mangan (Mn), Zat Organik, dan kekeruhan.

Logam berat itu berdampak, antara lain pada gangguan otak dan syaraf, kanker jantung, kanker pembuluh darah, dan kecacatan reproduksi.

Itu pula yang mengakibatkan banyak anak-anak autis serta bertambahnya penderita kanker.

Penelitian pun sampai kepada uji klinis pada ikan dan air yang ada di Citarum.

Hasilnya, lagi-lagi sangat mencengangkan bagi awam, dan bikin geram Panglima Doni Monardo.

Kandungan merkuri ditemukan dari hasil uji terhadap ikan lele yang ada di Cilampeni dan Cimarangi.

Merkuri juga ditemukan pada hasil uji ikan emas yang ada di Cisanti.

Hasil penelusuran lebih jauh, ternyata di salah satu zona, terdapat penambangan emas liar yang menggunakan merkuri secara serampangan dan ilegal.

Bahaya merkuri, misalnya, bisa mengakibatkan gangguan otak dan mental, tremor, radang dan pembengkakan gusi, gangguan perut dan ginjal, mengganggu perkembangan otak janin pada wanita hamil, bisa mengakibatkan bengkak, kebas, kesemutan pada tangan dan kaki, serta bisa mengakibatkan kulit tubuh terkelupas.

Baca juga: Bocah Diduga Hanyut di Sungai Citarum Kabupaten Bandung, Basarnas Masih Lakukan Pencarian

Sedangkan pekatnya kadar bakteri, sejenis e-coli dan lain-lain disebabkan besarnya volume tinja manusia yang masuk ke Sungai Citarum serta kotoran ternak.

Kandungan lain di Citarum adalah bakteri pseudomonas aeruginosa yang bisa mengakibatkan meningitis/radang selaput otak, radang selaput mata, radang saluran kemih, dan luka membusuk.

Itu semua susah diobati karena kebal terhadap antibiotik. Bakteri itu berasal dari buangan limbah rumah sakit.

Mengonsumsi air Citarum, dalam kalimat yang barangkali dramatis, bisa dikatakan sebagai “bunuh diri”.

“Setelah data terkumpul, berkat kerja keras almarhum, barulah saya merancang aksi satu kesatuan komando dari hulu ke hilir dengan semua komponen dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Alhasil, sungai sepanjang 269 km itu pun dibagi menjadi 22 sektor,” lanjut Doni.

Pada setiap sektor dikoordinir oleh seorang perwira menengah TNI (kolonel). Jumlah personel 7.100 orang, terdiri atas TNI/Polri (200 orang per sektor), personel gabungan (100 orang per sektor), bidang pembibitan (200 orang) dan cadangan 300 orang.

Jumlah itu ditambah 500 orang dari unsur perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat.

Program yang kemudian disambut positif Presiden Joko Widodo itu dan memberi payung hukum bagi pelaksanaannya, merupakan karya nyata Doni Monardo, yang diawali oleh kerja keras almarhum Is Priyadi.

Beberapa kali, Doni Monardo menggumamkan kalimat, “almarhum adalah pahlawan Citarum Harum”. (Tribunnews.com)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved