Kisah 'Pahlawan' Citarum Kolonel Is Priyadi, Kumpulkan Data Sungai Citarum, Hasilnya Mencengangkan
Kolonel Ckm dr Is Priyadi meninggal dunia, Kamis (3/12/2020). Alumnus FK Unair angkatan 84 itu memiliki jasa yang tak ternilai.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Kolonel Ckm dr Is Priyadi meninggal dunia, Kamis (3/12/2020).
Alumnus FK Unair angkatan 84 itu memiliki jasa yang tak ternilai.
Bersama dengan Letjen TNI Doni Monardo yang pada 2017 pernah menjabat jadi Pangdam Siliwangi, Is Priyadi pernah berjuang membersihkan Sungai Citarum.
Dulu, sungai tersebut dikenal sebagai sungai terkotor di dunia.
Baca juga: INNALILLAHI, Pahlawan Citarum Kolonel Is Priyadi Meninggal, Letjen Doni Monardo Ceritakan Jasanya
Baca juga: Di Hulu Sungai Citarum Hutan Sudah Gundul, Sejauh Mata Memandang Hanya Kebun Sayur
Baca juga: Warga dan Satgas Citarum Harum Sektor 6 Bagikan Makanan dan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan
Kini, kondisi Sungai Citarum sudah menjadi lebih baik.
Doni Monardo ketika menjabat sebagai Pangdam Siliwangi adalah penggagas Program Citarum Harum.
Sementara itu, Is Priyadi atau akrab disapa dokter Is bertugas mengumpulkan data hingga melakukan penelitian terkait kandungan air Sungai Citarum.
“Beliau (Doni Mondardo) menggagas Program Citarum Harum, dimulai dengan data. Dimulai dengan penelitian."
"Nah, almarhum Is Priyadi-lah yang mengumpulkan data, menguji kadar air ke laboratorium independen, dan melakukan penelitian terkait kandungan air Sungai Citarum,” ujar Kolonel (Arh) Desi Ariyanto, mantan Kapendam Siliwangi, saat Doni menjabat Pangdam Siliwangi, dikutip TribunJabar.id dari Tribunnews.com, Sabtu (5/12/2020).
Sementara itu, bagi Doni Monardo, Is Priyadi merupakan salah satu "pahlawan" Program Citarum Harum.
Karena itu, Doni kini sangat berduka dan kehilangan.
“Saya sangat berduka, sedih, prihatin, kecewa, semua perasaan itu campur aduk menjadi satu. Almarhum adalah Kepala Kesdam Siliwangi saat saya menjabat Pangdam Siliwangi."
"Dia yang mengambil sampel air dan data-data dari berbagai sumber saat saya memulai program Citarum Harum,” ujar Doni Monardo dalam ekspresi duka yang mendalam, dikutip TribunJabar.id dari Tribunnews.com.
Doni bercerita, setelah dilantik sebagai Pangdam Siliwangi pada 14 November 2017, dia langsung memerintahkan dokter Is untuk mengambil contoh air Citarum.
Ketika itu, perintah Doni adalah: segera periksakan kandungan air dengan teliti, cari laboratorium yang independen.
Jadi, jika kemudian Sungai Citarum berangsur-angsur pulih, satu di antara sejumlah nama yang tak boleh dilupakan adalah dokter Is.
Jasa almarhum Is Priyadi tidak saja terhadap bangsa dan negara sebagai prajurit TNI, tetapi terhadap keberhasilan program Citarum Harum.
“Saya menggulirkan Program Citarum Harum setelah almarhum berhasil mengumpulkan data-data akurat tentang kondisi air sungai yang ternyata sangat parah keadaannya,” ujar Doni Monardo, Pangdam III/Siliwangi, 2017 – 2018 itu. (TribunJabar.id)

Hasil Pengumpulan Data Terkait Kondisi Air Sungai Citarum
Anda ingin tahu hasilnya lebih lengkap? Jangan tercengang.
Volume tinja manusia yang masuk ke Sungai Citarum adalah 35,5 ton per hari.
Sementara, kotoran ternak yang masuk ke Citarum 56 ton per hari.
Bagaimana dengan sampah?
Lebih dahsyat. Tak kurang dari 20,462 ton sampah per hari masuk ke sungai Citarum.
Dari jumlah itu, sebanyak 71 persen tidak terangkut. Belum lagi limbah medis.
Tim Survey Kodam Siliwangi menemukan kantong darah HIV/AIDS, potongan organ bagian dalam tubuh manusia, alat medis bekas pakai, dan lain-lain.
Kondisi itu diperparah dengan adanya 1.900 industri penghasil limbah dan membuangnya ke Citarum.
Dari jumlah itu, 90 persen di antaranya belum memenuhi standar IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Data itu valid, karena bersumber dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.
Dokter Is pula yang mengulik data tadi.
Uji lab atas air yang ada di Citarum dan sungai anakannya, menemukan kandungan besi (fe), Mangan (Mn), Zat Organik, dan kekeruhan.
Logam berat itu berdampak, antara lain pada gangguan otak dan syaraf, kanker jantung, kanker pembuluh darah, dan kecacatan reproduksi.
Itu pula yang mengakibatkan banyak anak-anak autis serta bertambahnya penderita kanker.
Penelitian pun sampai kepada uji klinis pada ikan dan air yang ada di Citarum.
Hasilnya, lagi-lagi sangat mencengangkan bagi awam, dan bikin geram Panglima Doni Monardo.
Kandungan merkuri ditemukan dari hasil uji terhadap ikan lele yang ada di Cilampeni dan Cimarangi.
Merkuri juga ditemukan pada hasil uji ikan emas yang ada di Cisanti.
Hasil penelusuran lebih jauh, ternyata di salah satu zona, terdapat penambangan emas liar yang menggunakan merkuri secara serampangan dan ilegal.
Bahaya merkuri, misalnya, bisa mengakibatkan gangguan otak dan mental, tremor, radang dan pembengkakan gusi, gangguan perut dan ginjal, mengganggu perkembangan otak janin pada wanita hamil, bisa mengakibatkan bengkak, kebas, kesemutan pada tangan dan kaki, serta bisa mengakibatkan kulit tubuh terkelupas.
Baca juga: Bocah Diduga Hanyut di Sungai Citarum Kabupaten Bandung, Basarnas Masih Lakukan Pencarian
Sedangkan pekatnya kadar bakteri, sejenis e-coli dan lain-lain disebabkan besarnya volume tinja manusia yang masuk ke Sungai Citarum serta kotoran ternak.
Kandungan lain di Citarum adalah bakteri pseudomonas aeruginosa yang bisa mengakibatkan meningitis/radang selaput otak, radang selaput mata, radang saluran kemih, dan luka membusuk.
Itu semua susah diobati karena kebal terhadap antibiotik. Bakteri itu berasal dari buangan limbah rumah sakit.
Mengonsumsi air Citarum, dalam kalimat yang barangkali dramatis, bisa dikatakan sebagai “bunuh diri”.
“Setelah data terkumpul, berkat kerja keras almarhum, barulah saya merancang aksi satu kesatuan komando dari hulu ke hilir dengan semua komponen dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Alhasil, sungai sepanjang 269 km itu pun dibagi menjadi 22 sektor,” lanjut Doni.
Pada setiap sektor dikoordinir oleh seorang perwira menengah TNI (kolonel). Jumlah personel 7.100 orang, terdiri atas TNI/Polri (200 orang per sektor), personel gabungan (100 orang per sektor), bidang pembibitan (200 orang) dan cadangan 300 orang.
Jumlah itu ditambah 500 orang dari unsur perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat.
Program yang kemudian disambut positif Presiden Joko Widodo itu dan memberi payung hukum bagi pelaksanaannya, merupakan karya nyata Doni Monardo, yang diawali oleh kerja keras almarhum Is Priyadi.
Beberapa kali, Doni Monardo menggumamkan kalimat, “almarhum adalah pahlawan Citarum Harum”. (Tribunnews.com)