Bupati KBB Marah Besar Lihat Isi Kulkas Direktur RSUD Cikalong Wetan yang Tak Gaji Karyawan 3 Bulan
Kedepannya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mempertimbangkan jabatan pimpinan pihak RSUD Cikalong Wetan yang sekarang menjabat ini.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Bupati Kabupaten Bandung Barat Aa Umbara mengaku kecewa adanya tunggakan gaji yang dilakukan oleh pihak RSUD Cikalong Wetan kepada ratusan tenaga medis karyawannya.
Ia menilai apa yang dilakukan manajemen RSUD Cikalong Wetan itu juga 'menampar' wajahnya.
"Sudah terlalu banyak lah RSUD (Cikalong Wetan), direktur-nya, leadershisp bagaimanapun juga perlu dipertimbangkan, jangan sampai terus terusan demo dan itu menampar wajah bupati juga kan, harusnya tidak begitu, ada antisipasi jangan sampai demo," ujar Aa Umbara di Ngamprah, Rabu (4/11/2020).
Lebih miris lagi kata Aa Umbara, informasi yang didapatnya, ada dari fasilitas direkturnya, salah satunya kulkas di dalam ruangan direkturnya terdapat minuman yang seharusnya diberikan kepada tenaga medis untuk pemenuhan nutrisi.
"Itu yang paling ironis, di sisi lain yang belum dibayar, itu apa hal hal kecil aja, kulkas, direktur pinuh kitu, tingali kulkas bapa, arisi teu, sok tingali, minum oge tara, " ucap Aa Umbara.
Aa Umbara menjelaskan seharusnya pimpinan itu bisa menyelesaikan permasalahan itu.
"Sementara karyawan tidak dibayar, ia (pimpinan) masih enak, seharusnya dia berpikir bagaimana mencari, supaya itu bisa dibayar, caranya seperti apa. Itu mah TKK bukan Pemda ya, TKK BLUD. kalau sudah BLUD, cik tingkatkan, " jelasnya.
Kedepannya dalam waktu dekat ini, pihaknya akan mempertimbangkan jabatan pimpinan pihak RSUD Cikalong Wetan yang sekarang menjabat ini.
"Sudah terlalu banyak cerita itu. Nanti mungkin ada pertimbangan khusus," tambahnya.
Akan Dirombak
Bupati Bandung Barat akan mempertimbangkan jabatan pimpinan RSUD Cikalong Wetan yang kemungkinan akan dirombak dalam waktu dekat ini.
Disinggung bakal dicopot direktur yang menjabat sekarang ini, Aa Umbara tak memungkiri itu.
"Kemungkinan besar begitu, memang ceritanya bukan dari demo saja, sebelumnya juga bapak cerita kepala desa ini begini, masyarakat begini, sudah lama itu sebetulnya, cuma bapak coba nih orang ini bisa gak, istilahnya memperbaiki, eh nambah kesini sampai demo gede gedean, " ucapnya.
Aa Umbara mengatakan seharusnya kejadian adanya demo yang dilakukan pihak tenaga medis kepada pimpinannya itu tidak terjadi, jika pimpinan bisa mengayomi bawahannya.
"Seharunya tidak akan terjadi demo ketika istilahnya mah seorang pimpinan mengajak dulu untuk bermusyawarah, berbicara dari hati ke hati. Gakan terjadi seperti itu. Ya ada uang berapa, kasihkan dulu, " ujarnya.
Ia pun akan mempertimbangkan itu dalam waktu dekat ini.
"Itu mah pertimbangan bapak, satu dua minggu ini, " tambahnya. (*)