Investasi Jabar pada Triwulan Ketiga 2020 Mencapai Rp 86,3 Triliun
Realisasi investasi yang tinggi, kata Noneng, memperlihatkan besarnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Realisasi investasi di Jawa Barat pada periode Januari-September 2020 mencapai Rp 86,3 triliun. Angka tersebut menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan raihan investasi tertinggi di Indonesia selama tahun pandemi Covid-19 ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Provinsi Jawa Barat, Noneng Komara, mengatakan dengan realisasi investasi tersebut, secara kumulatif, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Jawa Barat menduduki peringkat satu nasional.
“Kita nomer satu di triwulan III 2020,” katanya melalui ponsel, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Peringatan Dini dari BMKG, 17 Wilayah di Jawa Barat Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang
Dari sisi capaian, realisasi dengan nilai besar tersebut membuat target capaian investasi yang ditetapkan pada 2020 sebesar Rp 99 triliun semakin tipis untuk terkejar.
“Angka Rp 86,3 triliun membuat progress capaian target kini di sudah 87,20 persen dari targer,” katanya.
Noneng mengatakan Jawa Barat kembali menduduki posisi pertama dalam realisasi investasi, meninggalkan DKI Jakarta dengan Rp 72,5 triliun, disusul Jawa Timur Rp 66,5 triliun, lalu Banten yang meraih realisasi Rp 42 triliun periode Januari-September 2020.
Realisasi investasi yang tinggi, kata Noneng, memperlihatkan besarnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat. Terlebih, indeks kepuasan investor untuk berinvestasi di Jabar terus meningkat.
"Kami mendapatkan predikat A atau prima dari kementerian untuk pelayanan investasi. Mudah-mudahan ini dapat membangun kepercayaan investor kepada Jabar. Pemerintah Provinsi Jabar terus bekerja keras untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif," katanya.
Pada periode sebelumnya pun Provinsi Jawa Barat masih menjadi destinasi menarik bagi para investor meski dalam situasi pandemi Covid-19. Selama paruh pertama 2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi PMA dan PMDN dengan total Rp 57,9 triliun.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan infrastruktur yang akseptabel menjadi modal Jabar untuk menarik minat investor.
"Jabar memiliki dua keunggulan (dalam sektor investasi), yaitu karena infrastrukturnya paling lengkap dan siap sehingga memudahkan para investor. Dari persepsi mereka (investor), Sumber Daya Manusia Jabar paling produktif," katanya.
Baca juga: Minum Teh Hijau di Pagi Hari Bantu Lebih Fokus Jalani Hari, Ini Cara Membuat Teh Hijau Secara Benar
Kang Emil mengatakan, Pelabuhan Patimban yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia akan segera diluncurkan penggunaan tahap satu (soft launching) oleh Presiden RI pada akhir November mendatang.
"Maka dalam lima tahun, saat semua pembangunnanya selesai, akan menjadi infrastruktur di Jabar yang luar biasa," ucapnya.
Menurut Kang Emil, Pemerintah Provinsi Jabar akan menjadikan segitiga emas Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka) sebagai kawasan industri baru yang menjadi masa depan ekonomi Jabar.
"Kita juga menyiapkan visi baru yaitu metropolitan Rebana yang merupakan kumpulan kota-kota baru di dalam tujuh wilayah yang berbasis industri," katanya.
Selain itu, Kang Emil melaporkan bahwa ekspor Provinsi Jabar terus membaik di masa pandemi Covid-19. Saat ini, ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dolar Amerika Serikat terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.
Sedangkan, berdasarkan data BPS Provinsi Jabar, ekspor Jabar pada Juli 2020 sendiri adalah 2,21 miliar dolar Amerika Serikat atau naik 12,48 persen dari Juni.
"Ini menandakan pada saat COVID-19 kita jualan terus. Ekspor Jabar berhasil kita lakukan maksimal," ucap Kang Emil.
Baca juga: Mau Coba Bereksperimen Buat Salmon Sashimi Seperti yang Ada di Resto? Yuk Simak Resepnya Berikut ini
Kang Emil juga memastikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 2,5 triliun dari pemerintah pusat sudah disalurkan seluruhnya oleh bank bjb.
Selain itu, bank bjb mampu merealisasikan target penyaluran dana PEN dari pemerintah pusat lebih cepat, termasuk dana bank bjb sebesar Rp2,5 triliun. Dengan begitu, dana sebesar Rp 5 triliun sudah disalurkan.
"Berita baiknya, dana pemulihan ekonomi yang dititipkan ke bank bjb sebesar Rp 2,5 triliun, yang menurut aturan dana tersebut harus ditambah dengan jumlah yang sama. Jadi total dana pemulihan ekonomi yang ada di bank bjb adalah Rp 5 triliun Target penyaluran dana pemulihan ekonomi tersebut yaitu di akhir 2020. Ternyata sampai hari ini Rp 5 triliun tersebut sudah selesai disalurkan," tuturnya.
Baca juga: SEDIH, Warga Tak Mau Menolong, Remaja Korban Kecelakaan Ini Tewas Mengenaskan di Jalanan Indramayu