Jenny's Herbal Bertransformasi di Masa Pandemi Covid-19, Tadinya Hanya Produksi Sabun Kecantikan

Di workshop yang berlokasi di Jalan Prabayaksa Nomor 4, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Yenny membuat sendiri sabun kecantikan dan minuman herbal

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Dedy Herdiana
Tribuncirebon.com/ Ahmad Imam Baehaqi
Yenny Yuly Prayogo menunjukkan produk sabun dan minuman herbal buatannya di workshop Jenny's Herbal Jalan Prabayaksa Nomor 4, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Selasa (27/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, Jenny's Herbal justru bertransformasi.

Sebelumnya hanya memproduksi sabun kecantikan, kini merambah aneka minuman herbal.

Pernah mengenyam pendidikan Analis Kesehatan, membuat Yenny Yuly Prayogo (47) tak terlalu kesulitan untuk membuat produk herbal.

Ia mengetahui komposisi yang tepat untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan produknya.

Di workshop yang berlokasi di Jalan Prabayaksa Nomor 4, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Yenny membuat sendiri sabun kecantikan dan minuman herbal yang dijualnya.

Dari mulai sabun mandi, minuman herbal yang berkhasiat menjaga daya tahan tubuh.

"Mulai membuat minuman herbal ya pas pandemi ini, kira-kira Mei 2020. Saat bansos pertama dari pemerintah cair, saya gunakan uangnya membeli alat pengering," ujar Yenny Yuly Prayogo kepada Tribun, Selasa (27/10/2020).

Ia mengatakan, minuman herbal itu terbuat dari jahe, temulawak, kunyit, sereh, secang, cengkeh, bunga lawang, lemon, dan rempah lainnya.

Seluruh bahan tersebut tampak dikemas dalam cup kecil yang dilengkapi saringan dan gula aren.

Bahkan, Yenny menyebut minuman herbal dapat diseduh sebanyak dua hingga tiga kali. Ia memastikan rasanya tidak berubah meski digunakan untuk menyeduh lebih dari satu kali.

Setiap cup minuman Jenny's Herbal dijual seharga 10 ribu. Saat ini, minuman tersebut mempunyai pelanggan setia dari Cirebon, dan kota besar seperti Jakarta, Bandung, serta lainnya.

"Pembuatannya juga mudah, bahan-bahan tadi dirajang kecil-kecil dikeringkan menggunakan alat khusus kemudian dikemas. Hari ini juga mau kirim pesanan ke Jakarta, lumayan ada banyak," kata Yenny Yuly Prayogo.

Selain itu, Yenny juga menjual produk minuman herbalnya per item yang dikemas dalam jar kecil. Harganya bervariasi, dari mulai Rp 20 ribu - Rp 50 ribu per jar. Dari seluruh bahan herbal yang digunakan, lemon merupakan yang cukup laris.

Sebelum dikemas, lemon tersebut diiris-iris kemudian dikeringkan. Lemon itupun dapat digunakan campuran menikmati teh. Caranya, tinggal dimasukkan ke dalam teh yang kita minum.

Yenny juga bercerita awal mula membuat sabun kecantikan yang mengusung nama Jenny's Nature Skincare berawal dari kulit kering anak keduanya. Sebagai ibu, ia merasa khawatir melihat kondisi kulit anaknya yang kering.

Warga Jalan Garuda, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, itu berupaya mencari cara untuk mengatasi hal tersebut. Ia pun mencoba membuat sendiri sabun herbal agar kulit anaknya tidak kering.

Hingga ia pun membeli beberapa bahan untuk membuat sabun herbal, di antaranya minyak zaitun, minyak kelapa, dan lainnya. Tak disangka, sabun buatannya itu bisa mengubah kulit anaknya tidak kering.

"Anak saya juga enggak merasakan efek samping apapun, dan itu kejadian kira-kira empat tahun lalu. Saya baru mulai menjual sabun ini 2017," ujar Yenny Yuly Prayogo.

Bentuk sabun buatan Yenny juga tampak seperti kue. Dari mulai brownies, kue lapis, permen, bahkan hingga kue tradisional. Jika tidak benar-benar diperhatikan, maka Anda akan mengira sabun herbal itu merupakan kue sesungguhnya.

Ia memilih bentuk sabun herbal yang tidak biasa itu karena mencintai seni. Bahkan, beberapa produk sabun herbal Yenny juga ada yang dibuat menggunakan teknik decopath.

Karenanya, Yenny menganggap bisnis yang ditekuninya itu sebagai wadah penyaluran kecintaannya akan seni. Seluruh proses pembuatan sabun itu dikerjakan di salah satu ruangan workshop miliknya.

Puluhan botol minyak zaitun tampak berjejer di meja kecil berukuran kira-kira 1 x 1 meter. Sebuah rak setinggi kira-kira 1,5 meter berada persis di sisi kanan meja tersebut.

Di dalamnya terdapat madu, kopi, susu, dan pewarna makanan yang digunakan untuk membuat sabun herbal. Di workshop itupun Yenny membuat minuman herbal dan hand sanitizer.

Rempah-rempah kering terlihat dikemas dalam botol berbagai ukuran. Selain itu, terdapat minibar kecil sehingga bisa memilih sendiri bahan yang digunakan untuk minuman herbal tersebut.

"Ada saja yang datang ke sini dan meracik minumannya sendiri. Bahan-bahan pembuatan minuman ini dipakai juga untuk sabun. Kalau untuk sabun setelah dikeringkan digrinder hingga jadi bubuk, sehingga sabun ini juga aman karena alami," ujar Yenny Yuly Prayogo.

Di workshop itupun terdapat rak yang digunakan untuk menyimpan sabun yang sudah jadi. Namun, menurut Yenny, sebelum bisa digunakan sabun itu harus didiamkan selama kira-kira 2 minggu untuk menghilangkan kadar airnya.

Yenny mewanti-wanti agar sabun herbal buatannya itu tidak dimakan meski dibuat menggunakan bahan makanan asli. Pasalnya, menurut dia, sabun buatannya aman dalam artian digunakan untuk kebersihan dan perawatan tubuh, bukan dimakan.

Saat ini, produk Jenny's Nature Skin Care memiliki 12 varian sabun herbal. Masing-masing varian juga memiliki khasiat berbeda, tergantung bahan pembuatnya. Rata-rata sabun herbal itu bermanfaat untuk mengatasi masalah kulit dan kecantikan.

Yenny biasa menjual sabun herbal itu perpaket berisi 10 buah seharga Rp 250 ribu. Selain dijual di Cirebon, ia juga bisa melayani pembelian luar kota yang akan dikirim melalui jasa pengiriman barang.

Sabun herbal buatan Yenny juga tergolong laris manis di pasaran. Dalam sehari ia bisa menjual rata-rata 50 buah sabun herbal baik di dalam maupun luar Cirebon.

"Saya juga hobi menjahit, jadi bikin masker juga. Makanya, sekarang bertransformasi dari Jenny's Nature Skincare menjadi Jenny's Herbal, dan produknya juga semua yang berkaitan dengan kesehatan," kata Yenny Yuly Prayogo.

Ia mengakui produk sabun buatannya tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Penjualan juga masih lancar ke sejumlah daerah yang telah menjadi pelanggan setianya.

Namun, di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ia kesulitan mendapatkan customer baru. Sebab, customer baru biasanya terdapat di pameran, sedangkan hingga kini tidak ada pameran yang digelar.

"Varian produk juga belum bertambah, tetap 12. Saya belum berani menambah, karena cost-nya sementara dialihkan ke pembuatan minuman herbal, hand sanitizer, dan masker," ujar Yenny Yuly Prayogo.

Baca juga: Warga dan Satgas Citarum Harum Sektor 6 Bagikan Makanan dan Sosialisasi Penerapan Protokol Kesehatan

Baca juga: VIDEO-Sejak Siang Tadi Volume Kendaraan di Cileunyi Terus Meningkat, Didominasi Roda Dua

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved