Pilkada Kabupaten Indramayu
SBMI Soroti Program Para Paslon dalam Pilkada Indramayu 2020, Sebut Tak Sensitif pada Isu TKI
Juwarih mengatakan, para paslon terkesan tidak peka atau tidak sensitif soal permasalahan-permasalahan yang banyak dialami PMI.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Minimnya isu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam program yang dicanangkan seluruh Pasangan Calon (Paslon) Bupati Indramayu dalam Pilkada Serentak 2020 mendapat sorotan dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, para paslon terkesan tidak peka atau tidak sensitif soal permasalahan-permasalahan yang banyak dialami PMI.
Hal ini terlihat dari visi misi atau program yang dicanangkan oleh seluruh paslon.
Baca juga: Khong Guan Tertimpa Musibah, Dituntut Warga Ganti Rugi, Hanya Mampu Penuhi Setengahnya
"Seharusnya calon-calon bisa melihat warga yang bekerja di luar negeri, kami SBMI mendesak ada perhatian dari mereka agar ketika dia jadi nanti sudah terlatih," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (29/10/2020).
Juwarih menyampaikan, kasus terbaru seperti PMI atau TKW cantik Ruri Alfath Mujaida (25) warga Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang meninggal di Malaysia pun kurang mendapat perhatian dari para Paslon.
"Menimal memberikan statemenlah, tapi kan gak ada sama sekali. Jadi saya nilai kepedulian seluruh Paslon terhadap PMI masih kurang," ujarnya.
Padahal, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah penyumbang PMI terbesar di Indonesia.
Sehingga isu soal PMI ini seharusnya menjadi perhatian lebih dalam merancang program kerja saat nanti menjabat.
Baca juga: DPD KNPI Ajak Pemuda Kabupaten Cirebon Berperan Aktif Perangi Covid-19, Ini Caranya
Data yang dicatat Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu pada Desamber 2019 ada sebanyak 28 ribu jumlah pencari kerja.
Sebanyak 22 ribu atau 78 persen di antaranya mengaku berminat untuk mencari kerja ke luar negeri.
Sedangkan menurut data BP2MI pada Desember 2019 jumlah Pekerja Migran Indonesia asal Indramayu tercatat sejumlah 23.360 orang.
"Atau jika dirata-ratakan jumlah PMI asal Indramayu yang bekerja ke luar Negeri Perbulannya 22.000 di kali satu tahun dan dikali masa kontrak dua tahun jadi ada 528.000 orang," ujar dia.
Jumlah tersebut, disampaikan Juwarih belum termasuk PMI yang ditempatkan secara unprosedural atau ilegal. Jumlahnya pun diperkirakan cukup besar.
Oleh karena itu, di masa tahapan kampanye yang tersisa sekarang, SBMI mendorong agar keempat Paslon bisa lebih peduli lagi terhadap PMI di Kabupaten Indramayu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ketua-sbmi-cabang-indramayu-juwarih.jpg)