Orang Kontak Erat dengan Jenazah Covid-19 Dijemput Paksa di RSUD Majalaya Di-swab, Ini Hasilnya
Sebanyak 15 orang terindikasi kontak erat dengan jenazah positif Covid-19 yang dijemput paksa oleh keluarganya dari RSUD Majalaya.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Sedangkan hasil tes swab jenazah tersebut, kata Thomas, baru keluar Senin (5/10/2020) pagi.
"Paginya hasilnya keluar positif, maka kini melakukan tracing, pendataan yang kontak erat dengan jenazah, sampai saat ini sudah terdata 18 orang," kata dia.
Tentu, kata Thomas, mereka itu yang melakukan atau mengurus pemulasaraan jenazah tersebut di rumah duka yang berada di Paseh dan keluarga almarhum.
"Maka kami lakukan tracing secepatnya, bersama Dinas Kesehatan. Mereka (yang melakukan kontak dengan jenazah) diimbau untuk isolasi mandiri, kemudian kami arahkan untuk swab, supaya memutus rantai penularan," ujarnya.
Hal tersebut terjadi, kata Thomas, akibat ketidakyakinan masyarakat atau keluarga almarhum.
"Padahal sudah mediasi juga," katanya.
• Jabar Ternyata Tetapkan Siaga 1 Bencana Sejak September, Langkah Antisipasi Longsor dan Banjir
• Bioskop di Bandung Tetap Buka Meski Diwarning Gubernur Ridwan Kamil, Ini Alasan Pemkot Bandung
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung, Yudi Abdurrahman, membenarkan adanya penjemputan paksa oleh keluarga pasien Covid-19, yang merupakan warga Paseh di RSUD Majalaya.
"Sebelumnya baru diduga, berdasarkan hasil (pemeriksaannya) itu tadi pagi, yang bersangkutan positif Covid-19," kata Yudi.
Yudi menambahkan, memang ada penjemputan paksa, yang menjemputnya nanti diproses oleh aparat, dari gugus tugas Covid-19, Dinas Kesehatan melalui puskesmas melakukan tracking and tracing, yang kontak erat dengan jenazah khawatir ada penyebaran.
"Kalau di rumah sakitnya, sudah diterapkan protokol kesehatan, kalau di rumah duka tak tahu. Yang pasti tugas kami kalau ada pelanggaran kepolisian yang menangani kalau berkaitan dengan Covid-nya atau kontak eratnya, Dinas Kesehatan sudah menugaskan puskesmas terdekat," ujarnya.
• Berita Persib, Supardi Enggan Memikirkan Kompetisi Lanjut atau Tidak, Hanya Lakukan Ini
Saat disinggung apa kemungkinan wilayah tersebut diterapkan lockdown atau PSBB, kata Yudi, itu tergantung perkembangan.
"Itu tergantung perkembangan, bagaimana hasil swab-nya yang kontak erat (dengan jenazah)," ucapnya. (*)