Sejumlah Kendala Belum Dimulainya Sekolah Tatap Muka di Sukabumi, Khawatir Klaster dan Izin Orangtua
Kabupaten Sukabumi hingga kini belum menggelar belajar tatap muka di sekolah. Ini hambatan yang dihadapi.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: taufik ismail
Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi membocorkan beberapa hambatan sehingga belum dibukanya belajar tatap muka di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Mohammad Solihin mengatakan, terdapat beberapa hambatan yang membuat belajar tatap muka di sekolah belum bisa dilaksanakan.
Berikut beberapa hambatan tersebut :
1. Evaluasi GTPP dan Hasil Swab Guru
Hambatan pertama, Solihin mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil evaluasi yang dikakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Sukabumi.
"Kalau untuk tatap muka di Kabupaten Sukabumi kami melihat hasil evaluasi. Saya akan tunggu hasil gugus tugas Kabupaten Sukabumi seperti apa, itu yang pertama," ujar Solihin, Senin (5/10/2020).
Selain itu, pihaknya juga masih menunggu hasil swab 1.300 guru SD hingga SMP yang belum keluar semua.
"Yang kedua kami juga menunggu hasil PCR teman-teman guru sekarang belum ini (selesai). Jumlah guru yang mengikuti tes kurang lebih 1.300 kemarin yang PCR yang di SD dan SMP. TK belum dengan Paud," jelasnya.
2. Zona Kabupaten dan Kesiapan Protokol Kesehatan Sekolah
Selain menunggu hasil evaluasi dan hasil swah, Dinas Pendidikan juga ingin memastikan zona Kabupaten Sukabumi ini hijau, di mana saat ini Kabupaten Sukabumi masuk zona kuning.
Walaupun, regulasi pusat untuk wilayah zona kuning itu diperbolehkan tatap muka. Namun, Solihin tetap ingin tatap muka digelar dengan status zona hijau.
Selain itu, ia juga mengatakan masih kurangnya persiapan penunjang pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah. Misalnya alat atau tempat cuci tangan (wastafel).
"Kami tetap memenuhi apa yang semestinya dilakukan sekolah untuk menyongsong tatap muka. Misalnya masih banyak di sekolah kurangnya wastafel. Kami juga sama-sama, KCD SMA/SMK, masyarakat menunggu keputusan gugus tugas, Sukabumi ini zona oranye untuk masuk zona hijau," katanya.
3. Izin Orangtua Siswa
Solihin mengatakan, izin dari orang tua siswa masih sedikit, lebih banyak orang tua yang masih menginginkan belajar daring (BDR).
Hal itu terjadi, karena para orang tua siswa ini khawatir anak-anaknya terpapar virus Covid-19. Seperti diketahui virus Covid-19 di Kabupaten Sukabumi terus meningkat setiap harinya.
"Karena kami banyak di Kabupaten Sukabumi, kami akan mengupdatekan kepada sekolah-sekolah untuk menawarkan kembali kepada orangtua siswa," ujarnya.
"Contoh, pada saat ketika saya edarkan surat izin, ada yang dari 400 cuma 40 (orangtua) yang mengizinkan, nah nanti kita akan maping, dari hasil itu di maping berapa yang mengizinkan, berapa yang tetap berlanjut BDR," jelas dia.
4. Khawatir Jadi Kluster Baru Covid-19
Selain ketiga permasalahan tadi, Solihin juga khawatir ketika sekolah tatap muka dibuka tanpa persiapan matang, akan menjadi kluster baru penyebaran virus Covid-19.
"Juga yang kami khawatirkan tidak serta merta di sekolah, tetapi apakah menjamin di perjalanan, di angkot misalnya, jarak 1 sampai 2 kilo meter itu menjamin tidak, jangan sampai jadi kluster baru makanya kita kerja sama dengan Dishub mungkin," ucapnya.
"Lalu juga apakah anak itu ke rumah sampai tempat waktu atau mungkin ke mal dulu, ini kita komunikasi dengan Satpol PP ada razia segala macam, jadi ini memang harus persiapan, tetapi pada intinya insya Allah kami juga akan mengadakan beberapa sekolah simulasi, jadi tidak diam sekarang sudah nyampe pada verifikasi sebetulnya itu yang dilakukan," terangnya.
5. Belajar Daring Dianggap Efektif
Solihin membeberkan, selama belajar tatap muka ditiadakan untuk sementara hingga penyebaran Covid-19 benar-benar hilang.
Pihaknya telah melakukan berbagai opsi agar belajar daring berjalan efektif. Ia mengklaim sejauh ini belajar daring di Kabupaten Sukabumi berjalan sesuai harapan.
"Kalau pembelajaran, kami kan punya tiga strategi, bagi yang masyarakatnya jaringannya bagus, punya HP, punya kuota tentunya daring berjalan sesuai yang kita harapkan, tapi kalau yang tidak seperti itu kalau yang blank spot ya kami lakukan guru kunjung dibagi kelompok-kelompok terntentu," tuturnya.
"Hanya kami mengupayakan sekarang bagaimana mem-push bantuan dari pusat untuk yang daring. Kami cek and ricek ke sekolah-sekolah sudah ada yang masuk. Dan SMP kita sudah upaya dengan CSR untuk membagi kartu perdana yang ada isinya 10 GB, seluruh itu, dan terakhir memang sekarang menjelang akhir semester ganjil, sekarang juga lagi mempersiapkan itu, ada yang daring ada yang guru kunjung," ujarnya.
• VIDEO VIRAL Pasar Malam di Cidahu Sukabumi Bebas Beroperasi, Camat: Tidak Ada Izin, Akan Dibubarkan
• Gempa Bumi Bertubi-tubi Mengguncang Sukabumi, BPBD: Berbahaya Kalau Putusan Sesar Aktif Bersama-sama
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sejumlah-siswa-sman-4-mulai-gelar-uji-coba-belajar-tatap-muka-terbatas.jpg)