Hari Tani Nasional, Ini Spanduk yang Dibentangkan Petani di Punclut Lembang, Sentil Soal KBU

Sudah 60 tahun lamanya peringatan Hari Tani Nasional digelar setiap 24 September masih ada konflik antara para petani

Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Hari Tani Nasional, Ini Spanduk yang Dibentangkan Petani di Punclut Lembang, Sentil Soal KBU 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, LEMBANG - Sudah 60 tahun lamanya peringatan Hari Tani Nasional digelar setiap 24 September masih ada konflik antara para petani dan pihak pengembang atau investor.

Petani yang merupakan Penjaga Tatanan Negara Indonesia yang harusnya sejahtera, hingga kini justru harus berjuang untuk mempertahankan lahan garapannya. 

Saat memperingati Hari Tani Nasional, para petani di Kampung Sukasari, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat membuat sebuah aksi bentangan spanduk di kawasan lereng tanah sekitar Punclut, Lembang, KBB yang bertuliskan "Tanah Untuk Rakyat Bukan Untuk Korporat. Stop Alih Fungsi Lahan Kawasan Bandung Utara (KBU). 

Hanya ada beberapa petani di kawasan KBU (Punclut) yang hingga kini masih bertahan menggarap lahan pertanian, meskipun beberapa tahun kebelakang ada sejumlah petani yang dikriminalisasi oleh pihak pengembang salah satunya adalah Abah Atang (55).

Surat Nikah dan Cerai Bung Karno dan Inggit Garnasih Sempat Ditawar Rp 100 Miliar dari Belanda

Abah Atang yang sudah puluhan tahun turun temurun menggarap lahan di kawasan Desa Pagerwangi, Lembang masih ada ancaman saat menggarapa tanah garapan pertaniannya oleh para pengembang

"Memang terasa manfaatnya untuk penyemangat para petani disini, adanya dukungan dari berbagai kalangan untuk menyelamatkan tanah garapan petani disini. alhamdulillah sampai sekarang abah masih bisa mempertahankan tanah garapan ini, " ujar Abah Atang, Kamis (24/9/2020).

Abah Atang mengaku sampai saat ini masih ada intervensi dari pengembang yang kini dirinya berstatus tersangka yang diarahkan kepadanya dengan kasus pencemaran nama baik oleh korporat.

"Petani masih banyak intervensi salah satunya abah sebagai korban. Abah sekarang ini di tuduh oleh pengembang dengan pasal penghinaan nama baik. Padahal abah sendiri yang bodoh akan hukum gak tau apa-apa, Abah hanya menggarap lahan ini untuk keperluan sehari-hari, cari makan di pertanian itu saja,"katanya.

Kunci Apakah Anwar Ibrahim Bisa Menjabat Perdana Menteri Malaysia Ada di tangan Sultan Abdullah

Pada momentum hari Tani Nasional ini, Abah Atang sangat merasa terbantu keberadaan penggiat lingkungan dan lembanga bantuan hukum yang selalu mengawal kasus yang dituduhkan pada dirinya.

Ia berharap kedepannya para petani disini khususnya di Kawasan Bandung Utara Punclut Lembang, KBB ini diberikan rasa aman untuk menggarap lahan pertaniannya.

"Yang diharapkan abah ingin dilindungi saja untuk menggarap tanah ini, sama abah juga gak di apa-apain saja, cuma ditanam untuk keperluan sehari-hari untuk cari makan itu saja," ujarnya.

Sementara itu, Wahana Lingkungan (Walhi) Jabar pada peringatan Hari Tani Nasional yang ikut aksi membantu para petani terus mendampangi dan mempublikasikan bagaimana para petani di Indonesia masih saja ada konflik agraria antara petani dan para investor.

"Aksi ini dilakukan oleh para petani penggarap yang ada di KBU tapi secara spot kecil ada di wilayah Punclut, Lembang KBB lahan garap di desa Pagerwangi ini, Walhi Jabar masih melihat para petani yang ada di KBU ini misal sampai saat ini masih konflik dengan para investor," ujar Walhi jabar bagian manajer Pendidikan dan Kaderisasi Walhi Jabar Khairudin Inas.

Inas mengatakan aksi kali ini juga ingin memperlihatkan bagaimana para petani disini untuk menjaga dan merawat tanahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved