KAPAL CINA BIKIN JENGKEL, Sudah Diusir dari Indonesia Tetap Tak Mau Pergi, Sekarang Masih di Natuna

Kapal Cina masuk perairan Natuna Indonesia, kemudian diusir karena melakukan pelanggaran. Namun kapal Cina itu tetap diam di sana.

Editor: Kisdiantoro
Kompas.com/(DOK TNI)
ILUSTRASI --- Panglima Komondo Gabungon Wilayah Pertahonan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pasukan yang terlibat yakni sekitar 600 personil dengan jumlah KRI yang ada sebanyak lima unit kapal. 

"Kami juga harus menghormati putusan PCA (Permanent Court of Arbitration) di mana Nine Dash Line dari klaim tidak kami akui, maka kami menolak segala klaim (China) di Natuna. Pemerintah perlu menguatkan posisi tersebut dengan menggelar operasi berkordinasi dengan TNI dan Bakamla,” ujarnya.

Namun demikian, Farhan menilai aksi Bakamla dalam mengusir kapal ikan asing dari Vietnam beberapa waktu ke belakang adalah tindakan yang patut diapresiasi.

“Sikap tegas Bakamla harus kita apresiasi untuk wilayah perairan yang overlap. Setelah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, Bakamla langsung mengusir kapal nelayan Vietnam dan kapal asing lainnya dan untuk yang sudah masuk wilayah yang bukan overlap. Bakamla dengan tegas langsung menangkap kapal-kapal asing tersebut,” katanya.

Farhan menambahkan, penguatan persenjataan pengamanan daerah kedaulatan negara Indonesia di wilayah perairan terutama di Natuna sangat perlu dilakukan.

Pasalnya, dengan klaim yang dilakukan oleh Cina saat ini, hal tersebut menunjukkan bahwa perairan Natuna memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Dia mengatakan, industri perikanan asing sangat dominan di seputar perairan Natuna.

Saat ini wilayah di sana tampak lebih dikuasai oleh nelayan Vietnam dan Cina.

"Menurut informasi, operasi Bakamla di Natuna hampir tidak pernah menemukan nelayan Indonesia, tapi lebih banyak ditemukan nelayan asing,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengatakan, sampai saat ini masih ada dua kapal Coast Guard China dan satu kapal pengawasan perikanan milik pemerintah Cina di timur Laut Natuna.

Tiga kapal itu sedang melakukan pengawasan terhadap KIA Cina yang sedang menangkap ikan secara ilegal di perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) milik Indonesia.

Yudo menyebut, kapal-kapal tersebut terkesan enggan pergi dari wilayah timur Laut Natuna.

Ini terlihat dari dua unsur kapal dari Bakamla yang telah melakukan komunikasi.

Namun, kapal-kapal Cina tersebut tetap bertahan.

"Kemarin ada empat kapal yang turun ke lokasi untuk mengusir, dan saat ini kami tambah dua kapal lagi untuk memaksimalkan pengusiran," kata Yudo, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankan Natuna, Menhan Didorong Perkuat Persenjataan Bakamla".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapal China Kembali Masuk Laut Natuna, Meski Sudah Diusir tapi Menolak Pergi", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/09/13/05250081/kapal-china-kembali-masuk-laut-natuna-meski-sudah-diusir-tapi-menolak-pergi?

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved