Tak Ada WNI yang Jadi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Jolo Filipina

Serangan dua bom bunuh diri yang dilakukan dua orang wanita itu diyakini berasal dari kelompok Abu Sayyaf.

Editor: Ravianto
AFP/Nickee Butlangan
Bomb di Pulau Jolo, Filipina, pelaku diduga wanita asal Indonesia 

Dedi mengatakan, kedua terduga pelaku diberangkatkan ke Filipina oleh S alias Daniel alias Chaniago.

S yang juga merupakan otak atau mastermind sejumlah aksi teror di Indonesia diduga berada di Khurasan Afghanistan.

S sudah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri sejak lama.

"Karena mengetahui rencana aksi tersebut dan (S) sudah memberikan dana untuk 2 tersangka ke Filipina dari Makasar," kata dia.

Investigasi sedang berlangsung

Kedutaan Besar RI di Manila menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima kejelasan siapa pelaku serangan teror di awal pekan ini, meski media lokal menyebut pelakunya merupakan warga negara Indonesia (WNI).

Sekretaris Kedua, Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya KBRI Manila, Agus Buana menuturkan, pengungkapan pelaku diperlukan waktu yang tidak sebentar, mengingat yang bersangkutan turut tewas.

Diperlukan investigasi melalui uji laboratorium forensik untuk menguji DNA pelaku, agar hasilnya akurat.

"Pastinya masih dibutuhkan waktu investigasi pelaku dalam bentuk uji laboratorium forensik hingga tes DNA agar lebih akurat sebagaimana kasus ledakan bom di sejumlah negara," kata Agus saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (26/8/2020).

Sejauh ini, baik KBRI Manila dan KJRI Davao terus memantau dari dekat peristiwa ini dan berkomunikasi secara intensif dengan otoritas Filipina.

Pasca serangan bom kembar yang menewaskan 14 orang dan melukai sekitar 75 orang itu, Militer Filipina bersiaga penuh untuk memonitor setiap pergerakan warga, dalam rangka mencegah serangan baru dari kelompok teroris Abu Sayyaf.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved