Tak Ada WNI yang Jadi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Jolo Filipina
Serangan dua bom bunuh diri yang dilakukan dua orang wanita itu diyakini berasal dari kelompok Abu Sayyaf.
Dua ledakan di plaza kota Sulu telah merenggut 15 nyawa dan 78 orang terluka.
Letjen Cirilito Sobejana, mengidentifikasi dua wanita itu dikenal sebagai Nanh (Nanah) dan Indah Nay.
Nanah adalah janda dari Norman Lasuca, warga Filipina pertama yang menjadi pelaku bom bunuh diri.
Norman Lasuca meledakkan dirinya di kota Indanan pada juni 2019 dan menewaskan 6 orang.
Sementara Indah Nay, istri pemimpin unit Abu Sayyaf, Talha Jumsah alias Abu Talha, mantan penghubung (ISIS).
Putri pelaku bom bunuh diri
Direktur Institut Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme Filipina, Rommel Banlaoi menduga Nanah adalah putri dari pasangan suami istri, pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang menyerang gereja Katedral Jolo pada Januari 2019.
"Salah satu perempuan, pembom bunuh diri yang kami curigai dapat melakukan serangan semacam itu adalah putri dari orang Indonesia yang bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri Katedral Jolo," kata Rommel Banlaoi, seperti dilansir ABS-CBN News, Rabu (26/8/2020).
Serangan bom bunuh diri Januari 2019 di Gereja Katedral Jolo menewaskan setidaknya 20 orang.
Kelompok Abu Sayyaf dituding sebagai dalang di balik serangan tersebut.
Jauh sebelumnya, polisi Indonesia sudah mengungkap identitas dua WNI yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina Selatan, pada 27 Januari 2019.
Dua pelaku adalah Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh yang merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah ( JAD) Makassar.
Mereka adalah suami istri.
"Ternyata pelaku suicide bomber di Filipina adalah dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).
Hal itu terungkap setelah polisi menangkap terduga teroris berinisial N (39) di Padang, Sumatera Barat, dan Y yang diamankan di Malaysia pada awal Juni 2019.
Awalnya, polisi Filipina hingga Polri kesulitan mengidentifikasi kedua pelaku teror tersebut.
Menurut Dedi, keduanya masuk ke Filipina tidak melalui jalur resmi sehingga otoritas setempat tidak mendeteksi ketibaan keduanya.
"Kedua tersangka ini masuk lewat jalur ilegal Filipina sehingga identitas kedua pelaku tidak ter-record dengan baik di Filipina, sehingga kita tidak bisa mengidentifikasi pelaku suicide bomber," ungkapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/bomb-di-pulau-jolo-filipina-pelaku-diduga-wanita-asal-indonesia.jpg)