Masker Terbukti Efektif Cegah Penularan Covid-19, Pemprov Jabar Giatkan Edukasi Pentingnya Masker

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mengenakan masker menjadi salah satu upaya terpenting dalam pencegahan Covid-19, selain menjaga jarak dan sering mencuci tangan, di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat.

Dalam banyak kesempatan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan berdasarkan hasil studi Goldman Sachs, pemakaian masker terbukti efektif mencegah penularan Covid-19 dan setara dengan kebijakan lockdown atau karantina wilayah.

Namun jika kebijakan lockdown diterapkan, katanya, perekonomian akan lumpuh. Berbeda apabila masyarakat disiplin pakai masker. Kegiatan ekonomi dan penanganan Covid-19 dapat berjalan beriringan.

• Dinas KUK Jabar Siapkan 10 Juta Masker Gratis untuk Dibagikan ke Masyarakat pada Oktober Mendatang

Akan tetapi, kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini, kedisplinan masyarakat Jabar untuk memakai masker hanya 50 persen.

Maka itu, diluncurkan Pergub Jabar Nomor 60 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Tertib Kesehatan dalam Pelaksanaan PSBB dan AKB di Jawa Barat.

Menurut Kang Emil, menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, kini merupakan bentuk bela negara masyarakat umum karena pandemi global Covid-19 ini merupakan musuh bersama yang berdampak hampir di semua sektor perekonomian.

"Kuncinya kebersamaan. Karena di Jawa Barat, kita memperlakukan Covid-19 ini seperti perang. Virus itu musuh, kalau musuh, semua harus siap bela negara,” kata Kang Emil saat menjadi narasumber kampanye komunikasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (19/8).

• 10 Titik Razia Disiplin Protokol Kesehatan di Kuningan, Kamu Kluyuran Tak Pakai Masker Wajib Pulang

Sebelum Pergub ditetapkan, Pemerintah Provinsi Jabar intens menyosialisasikannya lewat berbagai platform. Selain itu, penyediaan masker dilakukan. Salah satunya memasukkan masker dalam bantuan sosial (bansos) tahap II. Penyediaan masker untuk masyarakat juga dilakukan dengan membeli 10 juta masker produk UMKM.

Kang Emil mengatakan, sanksi diterapkan secara bertahap, yakni sanksi ringan, sedang, dan berat. Sanksi terberat berupa denda. Proses pembayaran denda dilakukan melalui aplikasi Sicaplang supaya masyarakat dapat melihat jumlah pelanggar dan denda.

“Mau memilih lockdown atau memakai masker? Kalau memilih lockdown, ekonomi tidak bergerak. Tapi kalau memakai masker sama-sama bisa menurunkan penyebaran, tapi ekonomi bisa gerak. Saya kira bahasa itu akan kami terus gaungkan sambil terus kami lakukan edukasi. Edukasi tidak akan pernah berhenti, karena bagaimanapun mereka rakyat kami yang harus kami sayangi,” katanya.

• Warga 3 Kabupaten di Jabar Ini Paling Banyak Tak Pakai Masker, Total Terjadi 575.393 Pelanggaran

Tingkatkan Kedisiplinan Masyarakat Lewat Gebrak Masker

Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat menyiapkan sekitar 438 ribu masker untuk merealisasikan Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker). Tim Gebrak Masker terdiri dari unsur kader PKK dan pengurus Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Keprotokolan (IKAPTK) seluruh Indonesia.

Ketua Tim Penggerak PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil seusai pelepasan Tim Gebrak Masker Jabar di Taman Tegalega, Kota Bandung, 17 Agustus lalu, mengatakan bahwa pihaknya akan membagikan 438 ribu masker kepada seluruh warga Jabar.

Ia pun berharap pemerintah daerah dan kabupaten atau kota turut menyediakan masker untuk masyarakat.

• 700 Warga Cianjur Dihukum Menyapu dan Push Up, Razia Besar-Besaran Warga Tak Pakai Masker