Ridwan Kamil Pantau Dampak Libur Panjang, Ditunggu 14 Hari Apakah Ada Lonjakan Kasus Covid-19
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan terus memantau perkembangan penyebaran Covid-19
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan terus memantau perkembangan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, seusai libur panjang pada akhir pekan lalu.
Selama ini diketahui selama libur panjang atau long weekend pada 20-24 Agustus 2020, sejumlah kawasan wisata di Jabar dipenuhi wisatawan, termasuk dari luar Jawa Barat.
"Kita akan memonitor dampak dari libur panjang. Karena masa inkubasi biasanya 10 sampai 14 hari, kita akan monitor apakah 14 hari dari sekarang ada lonjakan luar biasa," katanya seusai menggelar rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar di Markas Kodam III Siliwangi, Selasa (25/8).
Selama ini, katanya, pengetatan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di berbagai tempat wisata di Jawa Barat sudah sangat diketatkan. Jika terjadi lonjakan kasus dua pekan ke depan, katanya, hal ini harus dievaluasi kembali.
• Mahasiswa IPB Asal Indramayu Ciptakan Alat Hand Sanitizer Otomatis, Tangan Didekatkan Cairan Keluar
"Mudah-mudahan tidak, kalau ada lonjakan, berarti itu pola dari long weekend yang nanti menjadi evaluasi pengambilan keputusan dalam penanganan di pariwisata. Kalau tidak ada lonjakan, berarti itu relatif protokol kita selama long weekend sangat baik," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan Kota Depok yang awalnya masuk zona merah atau zona risiko tinggi penyebaran Covid-19, kini menjadi zona oranye atau risiko sedang.
"Sekarang zona yang resiko rendah (zona kuning) ada 17 kota kabupaten, yang resiko sedang ada 10 kota kabupaten di Jabar," katanya.
Angka reproduksi Covid-19 di Jabar, katanya, sudah berhasil ditekan lagi. Per minggu ini sudah di angka 0,9 yang sebelumnya diatas angka 1. Artinya, kembali ke angka yang menyatakan bahwa penyebarannya kembali terkendali.
• Indah Hamidah, Anak Yatim Piatu Ini Jadi Anak Asuh Polsek Rajapolah Tasikmalaya
"Kemudian angka reproduksi Covid-19 Jawa Barat ini termasuk yang rendah karena berada di urutan 26 terendah dari 34 provinsi yang ada di Indonesia," katanya.
Pengetesan Covid-19 pun, katanya, sudah hampir mencapai 200.000. Pihaknya sempat mengalami keterkendalaan dalam penyediaan tenaga pengetesan selama long weekend lalu.
"Tapi kami menargetkan mulai minggu ini per minggu bisa pengetesan 50.000 PCR, dengan kapasitas laboratorium di 26 laboratorium, ditambah 27 portable PCR yang sudah kita bagikan untuk mengetes di pelosok-pelosok yang kurang terjangkau, oleh peralatan yang canggih," katanya.