Agustusan Unik di Lembur Pakuan, Lomba Membuat Opak, Kembali ke Tradisi Jaga Ketahanan Pangan

Untuk menyambut sekaligus memeriahkan HUT ke-75 RI, warga Lembur Pakuan di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari,

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
istimewa
Agustusan lomba membuat opak di Lembur Pakuan Kabupaten Subang 

TRIBUNJABAR.ID - Untuk menyambut sekaligus memeriahkan HUT ke-75 RI, warga Lembur Pakuan di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, menggelar lomba membuat opak, kudapan kering renyah khas Sunda berbahan beras ketan.

Lomba yang diinisiasi oleh anggota DPR RI Dedi Mulyadi itu digelar pada Sabtu (15/8/2020) siang.

Para peserta lomba yang terdiri atas kaum ibu itu dibagi dalam beberapa kelompok.

Setiap kelompok memulainya dengan terlebih dulu mencampur beras ketan dengan bumbu-bumbu lalu mengukusnya dalam Seeng istilah bahasa Sunda untuk Dandang.

34 Warga Gunung Halu KBB Keracunan Sehabis Menyantap Makanan Pesta Pernikahan

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di tengah acara lomba membuat opak di Kabupaten Subang
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di tengah acara lomba membuat opak di Kabupaten Subang (istimewa)

Selain memakai seeng, peralatan tradisional dalam pembuatan opak ini semakin kentara karena api untuk mengukus beras ketan itu menggunakan tungku kayu bakar, bukan kompor gas atau minyak tanah.

Seeng peserta lomba itu terlihat berjajar rapi di atas tungku yang menyala.

Setelah kukusan beras ketan itu matang, lalu diletakkan di atas lesung untuk ditumbuk memakai alu. Selanjutnya adonan yang telah ditumbuk itu dibentuk bulat pipih.

Kemudian diletakkan di atas tampah untuk dijemur di bawah terik matahari.

Setelah kering, opak lalu dipanggang di pembakaran hingga mengembang dan siap untuk dinikmati.

Viral Cuitan Mahasiswa Bayar UKT Pakai Uang Receh Sempat Ditolak Bank, Beratnya Rp 17,5 Kologram

Beras ketan yang sudah dikukus tengah ditumbuk untuk dibuat opak
Beras ketan yang sudah dikukus tengah ditumbuk untuk dibuat opak (istimewa)

Dedi Mulyadi sang penggagas acara mengatakan, lomba membuat opak ini digelar agar kita kembali ke tradisi, sekaligus membuktikan ketahanan pangan warga desa.

"Meski ada pandemi Covid-19, dengan lomba ini membuktikan sektor pertanian kita ini survive. Masih bisa berproduksi dan warga desa memiliki ketahanan pangan. Opak tidak membutuhkan bahan impor," kata Dedi Mulyadi yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi soal pertanian.

Para pemenang lomba membuat opak ini mendapatkan hadiah benih beras ketan. Benih itu untuk ditanam kembali sehingga produksi beras ketan ini tetap berkelanjutan.

Kaum ibu peserta lomba membuat opak tengah mengukus beras ketan
Kaum ibu peserta lomba membuat opak tengah mengukus beras ketan (istimewa)
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved