Tower SUTET di Sumedang Roboh
Tower SUTT yang Roboh di Sumedang dan Tewaskan 4 Pekerja Tak Ganggu Pasokan Listrik
Menurutnya, pengerjaan relokasi kedua tower tersebut dilakukan oleh satuan kerja proyek tol Cisumdawu.
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - PLN memastikan pasokan listrik untuk wilayah Sumedang dan sekitarnya tidak terganggu akibat robohnya tiang penyangga SUTT listrik di Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Tower yang roboh tersebut merupakan tower emergensi yang tidak bertegangan. Sebelumnya, ada pekerjaan relokasi 2 (dua) tower terkait dengan pengerjaan proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu. Dua Tower SUTT( Saluran Udara Tegangan Tinggi) 150 kV tersebut menghubungan GI Rancaekek – GI New Kadipaten.
“Kami memastikan bahwa robohnya tiang SUTT tersebut tidak berdampak pada penyaluran pasokan listrik di wilayah Sumedang dan sekitarnya. Tower tersebut merupakan tower emergensi yang sudah tidak bertegangan,” Kata EVP Corporate Communication & CSR PLN, Agung Murdifi melalui pesan elektronik, Kamis (13/8/2020).
Menurutnya, lengerjaan relokasi kedua tower tersebut dilakukan oleh satuan kerja proyek tol Cisumdawu.
“Perlu kami tegaskan disini bahwa pengerjaan tower emergensi tersebut bukan dilakukan oleh PLN, “ katanya.
Kronologi
Tower emergency atau tower darurat SUTET listrik di Dusun Pasir Angin, Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang roboh dan menyebabkan empat orang meninggal dunia, Rabu (12/8/2020) petang.
Kastreskrim Polres Sumedang, AKP Yanto Selamet mengatakan, berdasarkan keterang saksi, keempat pekerja tersebut meninggal akibat terjatuh saat membongkar tower emergency SUTET listrik tersebut.
"Ketika bangunan emergency tower itu selesai dikerjakan, kemudian niatnya tower pancang itu akan dibereskan, tapi tower pancang yang digunakan runtuh," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (13/8/2020).

Akibatnya, kata Yanto, para pekerja itu ikut terjatuh bersama tower pancang tersebut.
"Pada saat sekitar 20 meter tower pancang yang digunakan untuk pengamanan para pekerja runtuh sehingga pekerja yang menggunakan baju pengaman terbawa jatuh dengan tower pancang atau penyangga ini," kata Yanto.
Untuk sementara ini pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab runtuhnya tiang tower pancang tersebut.
Sementara saat disinggung terkait, angin kencang yang diduga menjadi penyebab runtuhnya tower darurat itu, pihaknya pun akan melihat hasilnya dari hasil penyelidikan.
"Untuk masalah angin kencang nanti kami akan melakukan penyelidikan, masalah ini jatuhnya bagaiamana hasil penyelidikan akan kami sampaikan," ucapnya.
Sebelumnya, Pengawas Konsorsium proyek pengerjaan tower emergency sutet listrik, Robi Yoeniar mengatakan, sebelum adanya kejadian tersebut, memang terjadi hembusan angin kencang di sekitar lokasi kejadian.
"Kami belum bisa pastikan karena harus dilakukan investigasi dulu. Tapi kebetulan pas saya kemarin turun dari atas (lokasi) anginnya cukup kencang," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Menurutnya, dengan adanya hembusan angin kencang itu bisa saja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan robohnya tower emergency sutet listrik tersebut.
"Awalnya, pengerjaan itu sutet listrik tapi sudah selesai semua. Jadi tinggal tower emergency ini yang harus diturunkan," kata Robi.
Ia mengatakan, hembusan angin kencang yang menghantam tower itu datang secara tiba-tiba, sedangkan untuk kondisi cuaca saat kejadian itu terjadi sedang tidak dalam keadaan mendung.
"Bisa juga ada pergeseran tanah di helical. Itu pakai helical sebetulnya safety saja karena proses pengerjaan sudah sesuai standar," ucapnya.
2 Tewas di Tempat
Empat pekerja tower meninggal dunia akibat terjatuh saat mengerjakan tower SUTET listrik di Dusun Pasir Angin, Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Rabu (12/8/2020).
Pantauan Tribun Jabar, Kamis (13/8/2020), lokasi sekitar tower SUTET listrik tersebut saat ini sudah dipasang garis polisi dan tim Inafis dari Polres Sumedang pun sudah diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sebagian tiang penyangga dari tower SUTET listrik tersebut tampak masih berada di lokasi kejadian dengan kondisi tergeletak di bawah tower yang masih berdiri tegak.
Warga setempat Deni Abdullah (38) mengatakan, empat pekerja tersebut awalnya sedang berada di atas tower untuk mengerjakan proyek tower tahap kedua.
"Pekerja yang di atas (tower sutet) empat orang, tewas semuanya jatuh sama towernya, yang dua orang tewas di lokasi, yang dua orang lagi meninggal di Puskesmas Tanjungsari," ujarnya di lokasi kejadian.
Menurutnya, keempat pekerja itu diduga terjatuh dari ketinggian sekitar 30 meter. Mereka merupakan pekerja yang tengah membongkar tower SUTET milik PT PLN (Persero).
"Keempatnya lagi kerja di atas (tower SUTET), enggak tahu sling yang di bawah copot yang di sawah. Slingnya enggak kuat nahan, soalnya tanahnya labil, jadi enggak kuat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Tanjungsari Kompol Deden Mulyana membenarkan adanya kejadian robohnya tower sutet listrik hingga menyebabkan 4 orang pekerja meninggal dunia tersebut.
"Iya betul, ada kejadiannya. Empat orang meninggal dunia, sekarang semuanya ada di Puskesmas Tanjungsari," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (12/8/2020) malam.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kronologis secara rinci maupun penyebab pasti kejadian tersebut, karena pihaknya hingga saat ini masih melakukan penyelidikan.
"Untuk penanganan sama penyelidikan nanti dilakukan sama Polres. Kami belum bisa menyampaikan (penyebabnya)," ucapnya.