Anji Singgung soal Panggung Setelah Video yang Menampilkan Hadi Pranoto Dicekal YouTube

Anji berkomentar mengenai pencekalan oleh YouTube pada videonya yang berjudul "Bisa Kembali Normal? Obat Covid-19 Sudah Ditemukan!!".

Editor: Giri
Instagram
Hadi Pranoto dan Anji 

"Makanya, pada proses ini seluruh ilmuan belum berani memutuskan atau menetapkan bahwa ini adalah vaksin covid-19. Karena setiap hari perkembangbiakan covid-19 ini terus berkelanjutan. Sampai Jumat (31/7/2020) kemarin sudah terdeteksi 1153 jenis Covid-19 semenjak awal."

Riset puluhan tahun

Hadi memastikan, cara kerja herbal temuannya dengan vaksin sangat berbeda.

Adapun, fungsi herbal nantinya bisa menjadi semacam piranti keaamanan di dalam tubuh jika diminum.

"Karena pola kerja herbal yang kita buat itu beda. Setelah kita minum dengan aturan yang kita anjurkan, kemudian terbentuk antibody dalam tubuh, kemudian akan menjadi piranti keamanan tubuh kita sendiri, pabila ada virus corona masuk ke dalam tubuh, maka akan dimakan bakteri di dalam tubuh."

Hadi mengemukakan, pihaknya sudah melakukan penelitian tentang antibodi Covid-19 ini jauh sebelum virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Riset kami sudah sejak 2000. Kita sudah lama sekali mempelajari virus ini dan kita kembangkan terus menerus. Dan setelah virus ini meledak di Wuhan awal 2019, kita bisa mengidentifikasi jenis dan genetik covid-19 itu dan kita cocokkan dengan herbal yang kita punya. Kemudian kita urai bahan untuk melawan Covid-19 ternyata itu sangat efektif. Dan semua bahan bakunya ada di Indonesia."

Hadi Pranoto mengklaim menemukan obat Covid-19 yang dihargai Rp 150.000 per botol yang telah ampuh sembuhkan ribuan pasien positif corona.
Hadi Pranoto mengklaim menemukan obat Covid-19 yang dihargai Rp 150.000 per botol yang telah ampuh sembuhkan ribuan pasien positif corona. (Kolase Tribun-Timur.com)

Protokol kesehatan penting, tapi bukan jaminan

Dalam kesempatan wawancara tersebut, Anji menanyakan tentang penerapan protokol kesehatan.

Misalnya, imbauan untuk selalu menggunakan masker maupun hand sanitizer.

Hadi Pranoto menerangkan, protokol kesehatan memang penting untuk dijalankan.

Meski demikian, setiap orang, walaupun sudah menerapkan protokol kesehatan, bukan berarti orang tersebut akan terhindar dari virus corona.

Bahaya corona akan selalu mengancam, kata dia, sebab virus penyebaran virus itu melalui berbagai cara, paling umum adalah melalui udara.

"Penggunan masker dan hand sanitizer hanya mengurangi tapi tidak bisa mencegah. Virus Covid-19 ini lebih kecil dari nano partikel. Karena semasa kita masih bisa menghirup oksigen, virus itu masih bisa masuk ke dalam tubuh. Virus Covid-19 akan hidup melalui udara, melalui oksigen. Makanya dia gampang sekali menular melalui keringat, sentuhan badan ataupun yang lainnya. Makanya, virus Covid-19 tidak bisa kita abaikan. Sedangkan protokol kesehatan itu untuk mengurangi saja."

Anji kemudian menanyakan soal fenomena rapid test dan swab test yang saat ini marak dilakukan di berbagai tempat.

Menurut Hadi, dua metode yang saat ini banyak digunakan tersebut, bukanlah metode paling efektif untuk mengindentifikasi virus corona.

Belum lagi, biaya yang diterapkan dianggap cukup mahal.

"Jadi, rapid test dan swab test tidak bisa menjadi rujukan secara keseluruhan bahwa orang itu sehat. Dalam swab kan hanya mengidentifikasi, apakah orang itu positif atau negatif. Kalau untuk kita memastikan apakah terinfeksi atau tidak maka perlu dilakukan uji labolatorium dengan memeriksa DNA orang tersebut. "

"Sebenarnya ada satu teknologi yang lebih murah dan efektif untuk mengetahui orang itu positif atau negatif. Dan itu lebih murah daripada melakukan tes PCR yang saat ini dilakukan teman-teman di dunia medis saat ini. Tidak perlu harus mencolokkan ke hidung, ambil lendir, karena apa yang ada di dalam tubuh kita bila kita sudah terinfeksi Covid-19, semuanya bisa dideteksi, keringat bisa air liur bisa."

"Ada swab yang lebih baik dan efektif dengan harga Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu itu kita sudah bisa tahu dia positif atau tidak. Cukup dengan ambil air liurnya. Tidak perlu ambil lendir yang bikin sakit."

Hadi Pranoto memastikan, apa yang dia sampaikan bukanlah untuk kepentingan tertentu, apalagi soal bisnis.

Ia hanya ingin, herbal antibod Covid-19 hadir sebagai salah satu solusi atas kasus Covid-19 yang berdampak luas bagi banyak aspek bangsa.

"Harusnya kita bersama duduk memikirkan mencari solusi. masyarakat yang sudah susah jangan dibuat susah lagi. Kalau bisa swab gratis. Ini sampai Rp 2 juta. Ini bukan karena bisnis. Ini bentuk panggilan, emergency kemanusiaan bagi kami sebagai tim ahli riset antibodi Covid-19 untuk memberikan kepastian kehidupan untuk masyarakat kita di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Anji Manji dalam akun Instagramnya, menyebut bahwa sudah banyak orang yang bertanya kepadanya bagaimana cara mendapatkan herbal hasil riset Hadi.

"Sudah banyak banget yang menghubungi saya melalui DM maupun tim, meminta obat ini. Sabar ya, dalam waktu seminggu ini saya akan berikan info di mana bisa mendapatkannya," tulis Anji.

"Di video ini saya tidak mau mengeluarkan pernyataan, karena isunya sensitif sekali tentang obat. Saya menjadi interviewer. Saya juga nanti akan mencoba membuktikan obatnya. Untuk beberapa pertanyaan lain tentangnya, saya akan segera tanyakan. Dalam waktu dekat saya akan ngobrol lagi dengan Prof. Hadi Pranoto," tandas Anji Manji. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anji Komentari Video Dia yang Trending, Di-share Banyak Orang, Dicekal YouTube

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved