Tiap Hari Kasus Positif Covid-19 di Jabar Terus Terjadi, Siapakah Mereka Ini?

Sebagian besar klaster penyebaran Covid-19 di Jawa Barat sudah dinyatakan selesai ditanggulangi.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
ilustrasi swab test 

"Yang tertular sekarang ini memang kita telusuri, sudah tidak ada hubungan langsung dengan klaster-klaster besar yang dulu, tapi sudah mulai menjadi lokal transmisi saja. Dan ini memang berarti perlu kembali pengetatan dari semuanya," katanya.

Sebelumnya, terdapat empat klaster awal penyebaran Covid-19 di Jabar, yakni klaster Musyawarah Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat di Karawang, seminar keagamaan Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kabupaten Bandung Barat, serta Persidangan Sinode Tahunan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), dan Seminar Bisnis Syariah di Bogor.

Kemudian muncul klaster instansi pendidikan berasrama, yakni Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Kota Sukabumi, Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD di Kota Bandung, dan Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) di Kota Cimahi. Muncul juga klaster sebuah kosan pekerja industri di Karawang yang kemudian disebut klaster PT Unilever.

"Klaster lama masih ada, khususnya yang klaster GBI. Masih ada rangkaiannya sampai sekarang masih muncul dan sporadis ya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Berli Hamdani, di Gedung Sate, Senin (20/7).

Klaster GBI ini, katanya, merupakan pertemuan yang dihadiri banyak perserta dari banyak daerah di Indonesia. Pelacakan semakin sulit dilakukan karena tidak semua pesertanya terdaftar secara tertulis dalam kegiatan seminar tersebut.

"Karena waktu itu memang yang datangnya dari mana-mana dan tidak semua berhasil kita lacak ya. Contohnya karena peserta juga tidak semuanya terdaftar di data panitia. Misal dari 500 yang hadir di pertemuan, paling yang isi absensi berapa," katanya.

Akibatnya, katanya, kasus-kasus dari klaster ini masih terus bermunculan sampai dalam seminggu ini. Asal klasternya ini baru diketahui saat dilakukan wawancara kepada pasien positif Covid-19.

"Yang HIPMI juga kan hampir-hampiran kita sama. Karena di daftar itu cuma 160 orangan sekian. Yang datang kan lebih banyak dari itu. Tapi yang HIPMI sudah selesai sekarang, yang Karawang juga," katanya.

Pelacakan dan pengetesan peserta Persidangan Sinode Tahunan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dan Seminar Bisnis Syariah di Bogor pun, katanya, sudah selesai dilakukan. Apalagi klaster instansi pendidikan yang juga sudah selesai dilakukan pelacakan secara cepat.

Tegakkan Protokol Kesehatan, Satpol PP Kota Bandung Tambah Personel Monitor di Akhir Pekan

Bahkan klaster institusi pendidikan kenegaraan ini mengalami penyembuhan yang sangat cepat. Semua pasien positif di Pusdikpom dan Setukpa sudah sembuh, sedangkan sepertiga pasien positif di Secapa AD pun sudah dinyatakan negatif Covid-19.

"Yang muncul-muncul sekarang juga local transmission (penularan lokal) namanya. Karena mereka sudah jarang sekali muncul, jadi enggak ke mana-mana," katanya.

Pemprov Jabar sendiri, katanya, sudah melakukan semua anjuran WHO, terutama dalam melakukan pengetesan terhadap 1.000 orang dalam sehari. Dari sebuah klaster pun, katanya, orang yang dinyatakan positif berkisar antara 3,8 persen sampai 4,2 persen dari semua anggota klaster yang menjalani tes.

Setelah melakukan pengetesan terhadap 332 ribuan orang di Jabar selama ini, yakni 223 ribu orang melakukan rapid test dan 109 ribu orang jalani swab test PCR, katanya, Pemprov Jabar pun membeli kembali alat test untuk mencapai target pengetesan kepada 500 ribu orang atau 1 persen dari total penduduk Jabar.

"Kita sedang menunggu barangnya saja, 300 ribuan alat rapid test, akhir Juli rencananya ada termasuk alat tipnya yang buat tes swab, kemudian alat swab test-nya 100 ribuan lagi kita pesan," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved