Menengok Lahan Hutan yang Disulap Menjadi Tempat Penuh Warna di Sumedang, Banyak Spot Cantik
hutan tersebut bisa dijadikan obyek wisata alternatif bagi warga setempat karena di dalamnya terdapat flying fox, gazebo, dan sejumlah spot cantik
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Lahan hutan di wilayah Kampung Pangaroan, RT 5/5, Desa Cipanas, Kecamatan, Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, disulap warga menjadi sebuah tempat yang sangat menarik dan cocok digunakan untuk bersantai.
Pantauan Tribun Jabar, Selasa (21/7/2020), tempat yang diberinama Lahan Hutan Mulung Layung itu tampak penuh warna. Padahal, asalnya lahan tersebut merupakan hutan seperti pada umumnya yang dipenuhi tumbuhan.
Kini, hutan tersebut bisa dijadikan obyek wisata alternatif bagi warga setempat karena di dalamnya terdapat flying fox, gazebo, dan sejumlah spot untuk berswafoto yang dipercantik dengan ribuan baling-baling kecil terbuat dari kertas berbagai warna.
• Wakil Ketua DPR RI Dilaporkan ke Majelis Kehormatan Dewan Terkait Kasus Djoko Tjandra
Dari pusat Kota Sumedang, tempat ini berjarak sekitar 10 kilometer dan lokasinya berada tepat di pinggir jalan. Dari jalan saja, tempat ini bisa langsung terlihat penuh warna.
Agar keindahannya semakin terlihat, pengunjung bisa melihat dari bagian atas karena selain penuh warna, pengunjung juga disuguhkan dengan pemandangan area pesawahan dan pegunungan yang sangat asri.
Bahkan selain bisa berswafoto, para pengunjung juga bisa menikmati makanan yang dibawa dari rumah di beberapa gazebo yang tersedia sambil menikmati keindahan dan suasana sejuk di tempat tersebut.
Kepala Desa Cipanas, Muhammad Asep Latipan mengatakan, tempat ini dibangun oleh warga secara swadaya, bahkan tanpa ada bantuan biaya sepeser pun, baik dari Pemerintah Kabupaten Sumedang, kecamatan, maupun Pemerintah Desa Cipanas.
• Curhatan Penjual Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19, Yang Nanya Pun Jarang, Apalagi yang Beli
"Tidak ada sentuhan dana dari pemerintah ataupun pihak lain, tempat ini (dibangun) murni hasil swadaya masyarakat," ujarnya saat ditemui di Lahan Hutan Mulung Layung, Selasa (21/7/2020).
Lahan milik desa ini, kata dia, luas totalnya mencapai 3 hektare, tetapi lahan yang baru digarap untuk dijadikan tempat wisata itu luasnya baru satu hektare dan kedepannya, lahan yang tersisa juga akan digarap.
"Tempat ini dibuat tepat saat milangkala desa yang ke-42 dan kebetulan secara filosofi mungkin 4 + 2 = 6 yang artinya penduduk kami ada 6.000 dan telah menyelesaikan baling-baling sebanyak 6.000 juga," ucapnya.
Ia mengatakan, baling-baling yang mempecantik tempat tersebut dibuat oleh warga dengan waktu sekitar satu minggu kemudian disimpan di semua lahan hutan yang sudah digarap secara swadaya.
• Kapan Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah Sebelum Idul Adha 2020? Ini Jadwal dan Penjelasannya
"Mereka menulis sendiri masing-masing nama di baling-baling itu. Totalnya ada 6.529 baling-baling, mungkin warga yang dari luar juga ikut membantu kayanya," kata Muhammad.
Ia mengatakkan, konsep pembuatan tempat tersbut merupakan idenya sendiri, tetapi dikerjakan oleh warga setempat, hingga akhirnya bisa menjadi tempat yang menarik.
"Pengunjung yang kesini tidak dipungut biaya, tapi kami sediakan kotak khusus, namanya kotak kejujuran. Jadi tidak akan ada tiket masuk," ujarnya.
• DPRD Jabar Soroti Konversi Lahan Bekas Proyek Tambak Inti Rakyat di Karawang
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/lahan-hutan-mulung-layung-kampung-pangaroan-rt-55-desa-cipanas-kecamatan-tanjungkerta.jpg)