Masih Ada Guru Kesulitan Adaptasi dengan PJJ, Disdik Kota Bandung Lakukan Langkah Ini
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir 4 bulan, namun masih ada sebagian kecil guru yang kesulitan beradaptasi.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir 4 bulan, namun masih ada sebagian kecil guru yang kesulitan beradaptasi.
Sejak Covid-19 mewabah, kegiatan belajar mengajar di sekolah beralih, dari tatap muka menjadi daring.
Guru dan siswa dipaksa beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring tersebut.
• Kecamatan Cidadap Tunggu Perwal untuk Terapkan PSBM di Wilayahnya
Sejak pertama kali diterapkan PJJ, sebagian besar guru sempat mengalami kebingungan, lantaran tidak ada persiapan untuk menghadapi peralihan sistem berjalan.
"Tapi, kekagetan itu hanya berlangsung selama satu bulan, setelah itu mereka dapat beradaptasi," ujar Bambang Ariyanto, Kasi Kurikulum SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, saat ditemui di Balai Kota, Selasa (14/7/2020).
Disdik pun, kata dia, memberikan pelatihan kompetensi teknologi bagi tenaga pengajar di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sehingga diharapkan pada PJJ jilid kedua ini semakin sedikit guru yang terkendala kompetensi teknologi.
"Ada sebagian guru-guru sekitar 8,3 persen yang masih kesulitan, tapi itu sudah kita antisipasi, selama PJJ jilid satu berlangsung selama tiga-empat bulan kemarin, kami melakukan training melakukan pelatihan, memberikan pencerahan kepada guru-guru sehingga sekarang guru-guru Kota Bandung semakin siap untuk PJJ jilid dua," katanya.
• Wali Kota Bandung Berharap Orangtua Dampingi Siswa Saat MPLS Daring dan PJJ
Selain tenaga pengajar, siswa pun kerap mengalami kendala saat PJJ jilid pertama. Rata-rata yang menjadi masalah itu, kata dia, siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP) tidak memiliki alat untuk mengikuti PJJ.
"Ada sekitar 9,2 persen dari 300 ribuan anak-anak Kota Bandung yang terkendala dengan alat-alat yang bisa menunjang pembelajaran, contoh di satu rumah itu yang punya Hp hanya ayahnya, ketika pembelajaran berlangsung jam 8, Ayahnya harus kerja, maka dia tidak bisa belajar, atau bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki alat penunjang untuk kegiatan pembelajaran daring," ucapnya.
Pada PJJ jilid pertama, solusi yang dilakukan Disdik adalah dengan mengantarkan modul pembelajaran ke rumah siswa menggunakan jasa Gosend.
"Kalau sekarang (PJJ jidil II) dipinjamkan alatnya dari sekolah," katanya.
• BANJIR BANDANG Terjang Masamba, Jalan Trans Sulawesi Putus, Ada 8 Mayat, Ratusan Gardu Listrik Padam