Ropih, Pelukis Asal Jalan Braga ini Tetap Mengajar, Menjadi Guru hingga Hari Tua

ROPIH Amantubillah, pelukis asal Jalan Braga, adalah seorang guru. Dia menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru, lulus pada 1979.

Tribun Jabar/Januar P Hamel
Ropih Amantubillah, Pelukis Asal Braga Bandung. 

Biasanya para pelukis berkumpul dan melukis di sini. Namun, karena kondisi pandemi virus korona, para pelukis itu memilih pulang. Mereka berasal dari Cipatik, Majalengka, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung.

"Mereka Baru ke sini kalau lukisannya sudah selesai," kata Anto.

Anto merupakan pelukis yang mendapat perlengkapan melukis dari Rumah Seni Ropih. Anto harus menyelesaikan lukisannya kemudian disetor ke Rumah Seni Ropih. Anto mengaku tidak mengetahui harga lukisan yang dijual di galeri.

Menurut Gina, pengelola galeri Rumah Seni Ropih, yang juga putri Ropih, para pelukis binaannya ada yang melukis di rumah dan baru menyetorkan kalau sudah selesai.

"Saya kasih kanvas, kasih cat, dan upah kerja saja. Cuma bisa dikerjain di sini bisa dikerjain di rumah. Upahnya beda-beda, tergantung senimannya," kata Gina di Rumah Seni Ropih, Selasa (30/6).

Gina memiliki kriteria sendiri untuk memilih pelukis yang mendapat fasilitas dari Rumah Seni Ropih. Gina melihat dulu pelukisnya, bisa dipercaya atau tidak.

"Kalau sudah dipercaya dan kualitasnya bagus, ya, dikasih kanvas dan cat. Yang selewat mah enggak. Dan tentunya lukisannya juga harus laku," kata Gina.

GALERI - Galeri lukisan di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Selasa (30/6).
GALERI - Galeri lukisan di Rumah Seni Ropih di Jalan Braga, Selasa (30/6). (TRIBUN JABAR/JANUAR PH)

Lukisan Ropih Mendunia

Lukisan buatan Braga terkenal ke mancanegara. Tak terkecuali lukisan Ropih Amantubillah (61).

Abah Ropih menjual lukisannya hingga ke Spanyol, Inggris, Amerika, dan Brasil.

"Kalau lukisan saya banyak pembelinya dari berbagai warna negara," kata Abah Ropih di Rumah Seni Ropih, Jalan Braga, Kota Bandung, Selasa (30/6).

Menurut Ropih, Braga adalah destinasi wisata yang pengunjungnya banyak yang datang dari mancanegera.

"Sedikitnya yang datang ke sini itu berasal dari lima negara," kata Ropih.

Ropih menjual lukisannya mulai harga Rp 10 juta sampai Rp 100 juta. Namun, kata Ropih, lukisannya tidak melulu dinilai dengan uang. Tergantung penilaian orang yang menyenangi karyanya.

"Saya pernah menjual lukisan hingga Rp 150.000.000. Dulu, pas lagi belajar pernah menjual lukisan Rp 500.000," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved