Mobilitas Warga Bogor ke Jakarta Tinggi, Belasan Pelaku Perjalanan Ternyata Reaktif Rapid Test
Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case).
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tes masif dan pengawasan ketat harus pula disertai kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ataupun AKB (adaptasi kebiasaan baru). Sehingga, pendeteksian dini berjalan beriringan dengan pencegahan sebaran SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat pun menggelar tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede, Jumat (26/6). Gugus tugas provinsi menyediakan sekitar 1.000-1.500 rapid test dan swab test.
Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Taufik Kurrohman, mengatakan ada 15 dari 857 pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede reaktif rapid test.
• Viral Video Mesum di Mobil Dinas PBB, Ternyata Ada 175 Skandal pada 2019
"Mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab test. Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil PCR," kata Dedi melalui ponsel, Minggu (28/6/2020).
Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case). Namun, kata ia, menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat krusial dalam penanganan COVID-19 di Jabar.
"Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan. Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan," ucapnya.
• Ingin Jadi Tentara? Ini Besaran Gaji TNI Plus Tunjangannya, dari Tamtama hingga Jenderal
Hal senada dikatakan Koordinator Sub Divisi Sterilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Hery Antasari. Menurut ia, tes masif dan operasi gabungan dapat memicu kedisiplinan masyarakat, seperti memeriksa kondisi sendiri dan mempersiapkan masker maupun hand sanitizer sebelum bepergian.
"Masyarakat yang akan melakukan perjalanan akan siap-siap dengan protokol kesehatan dan mengantisipasi agar tidak diputar balik. Mereka tidak akan nekat melakukan perjalanan dalam kondisi tidak sehat. Itu yang terpenting," kata Hery.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Siska Gerfianti menyatakan tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat mobilitas warga Jabar yang keluar-masuk DKI Jakarta di kedua stasiun itu tinggi.
"Kami akan mengecek selalu pintu-pintu masuk ke Jabar. Seperti pekan lalu, kami menggadakan operasi gabungan dan tes masif di kawasan puncak," kata Siska.
Menurut Siska, tes masif di pintu masuk Jabar, seperti stasiun dan terminal, akan rutin dilaksanakan. Tujuannya mendapatkan data epidemiologi secara komprehensif. Data itu bakal menjadi landasan dalam mengambil keputusan.
"Berapa kali seminggu lakukan tes masif, dan berapa orang yang harus tes masif, sehingga kami bisa memberikan reasoning apakah protokol kesehatan sudah cukup, atau apakah moda transportasi ini cukup aman digunakan sebagai sarana orang melakukan perjalanan," ucapnya.
• Resepsi Pernikahan di Masa AKB harus Patui Protokol Kesehatan, Tidak Boleh Standing Party
Sebelumnya diberitakan, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengapresiasi langkah gugus tugas provinsi yang konsisten memfasilitasi pelaksanaan tes masif di Kota Bogor.
"Pertama kami mengucapkan terimakasih kepada Pemda Provinsi Jabar yang sudah memfasilitasi pelaksanaan rapid test yang jumlahnya menurut saya sangat signifikan," kata Dedie.