Mobilitas Warga Bogor ke Jakarta Tinggi, Belasan Pelaku Perjalanan Ternyata Reaktif Rapid Test

Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk cegah munculnya kasus impor (imported case).

Tribunnewsbogor/lingga arvian nugroho
Bima Arya meninjau Stasiun Bogor. 

Dedie menyatakan, hasil tes masif akan menjadi landasan pihaknya merancang sebuah keputusan. Salah satunya, kapasitas penumpang KRL.

"Kalau ternyata dari hasil rapid test ini keliatannya rasio yang reaktif itu kecil, kan volume penumpang bisa kita tambah. Yang tadinya satu gerbong itu 74, bisa sampai 100 penumpang, meski jauh di bawah kapasitas normal," ucapnya.

Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba pun menilai rapid test yang digelar gugus tugas provinsi dapat meningkatkan kesadaran penumpang KRL untuk menerapkan protokol kesehatan.

Dengarkan MP3 Lagu Guruku Aku Rindu, Cover Aisyah Istri Rasulullah, Lihat Liriknya di Sini

"Dengan rapid test sendiri, mereka akan aware dengan kondisi sendiri. Semakin banyak yang dites semakin cepat penanganannya," kata Anne.

PT KCI selaku operator KRL sudah menyusun protokol kesehatan, baik saat memasuki stasiun sampai berada di dalam gerbong. Hal itu bertujuan mencegah penularan COVID-19 di stasiun ataupun dalam gerbong.

Selain mengecek suhu tubuh, PT KCI mewajibkan penumpang KRL memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berbicara selama berada di dalam gerbong. Selain itu, kata Anne, PT KCI membuat marka penumpang untuk jaga jarak.

"Jumlah pengguna KRL minggu ini ada di angka 340-370 ribu. Selama pandemi COVID-19, jumlah tersebut menjadi yang paling tinggi," kata Anne.

Dengarkan MP3 Lagu Guruku Aku Rindu, Cover Aisyah Istri Rasulullah, Lihat Liriknya di Sini

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved