Pembangunan Proyek Jalan Tol Cisumdawu dan Tol Cigatas Jalan Terus di Tengah Pandemi Corona

Mengenai Jalan Tol Bandung-Cilacap, katanya, berdasarkan timeline yang diperoleh, akhir tahun ini memasuki tahapan lelang investasi.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Tribun Jabar
Rencana Jalan Tol Cigatas 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, A Koswara, memastikan pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan tahapan persiapan pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Pangandaran-Cilacap (Cigatas/ Bandung-Cilacap), tetap berlanjut di tengah pandemi Covid-19.

Mengenai pengerjaan, katanya, pola kegiatan pembangunannya memang dilakukan oleh badan usaha.

Namun hasil pemantauannya, proyek ini tetap berjalan. Hanya saja, kecepatan dan jadwal pengerjaannya berubah.

"Terakhir di Cisumdawu kita lihat ke sana, itu sudah mulai dilaksanakan lagi pekerjaannya. Setelah Lebaran kemarin sudah mulai ada aktivitas pekerjaan," katanya di Gedung Sate, Selasa (23/6).

Mengenai Jalan Tol Bandung-Cilacap, katanya, berdasarkan timeline yang diperoleh, akhir tahun ini memasuki tahapan lelang investasi.

"Jadi terakhir yaitu desain finalnya sudah dirilis dan dijadikan referensi untuk lelang investasi di akhir tahun ini," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, pengerjaan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu dan proses tender Jalan Tol Bandung-Cilacap akan mengalami percepatan pada tahun ini.

Cisumdawu diproyeksikan rampung seluruhnya pada 2021, sedangkan akhir tahun ini Tol Bandung-Cilacap diupayakan langsung pada tahapan peletakan batu pertama.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Mochamad Basuki Hadimuljono, mengatakan percepatan proses pembangunan dua tol tersebut sudah dipetakan kementeriannya sehingga realisasinya bisa lebih cepat.

"Kami sudah petakan ini, akan kita coba akhir tahun ini. Karena itu (Cisumdawu) kan hanya karena pembebasan lahan saja masalahnya," kata Basuki saat ditemui di ITB, Senin (13/1).

Basuki mengatakan penggunaan Tol Cisumdawu ini mendesak karena pada 2020 rencananya akan dimulai penerbangan haji dari Bandara Kertajati.

Dengan demikian, akses dari Bandung dan Priangan Timur ke bandara harus mendapat prioritas.

"Tapi nanti kalau belum bisa (semua Tol Cisumdawu dioperasikan) tahun ini, akan ada alternatif."

"Tinggal berapa kilometer dari paket berapa (dari bagian Tol Cisumdawu yang sudah rampung), ini kita coba keluar. Di jalan kabupaten ini dilebarkan dulu sebagai alternatif," tuturnya.

Jalan alternatif berupa pelebaran jalan kabupaten atau provinsi ini yang menyambung dari sebagian Tol Cisumdawu menuju Bandara Kertajati ini, katanya, akan digunakan sebelum Tol Cisumdawu selesai dan dapat difungsikan seluruhnya dan menyambung dengan Tol Cikopo-Palimanan serta Kertajati.

Mengenai Tol Bandung-Cilacap, katanya, pihaknya akan melakukan percepatan proses tender.

Jika harus ada prakualifikasi dulu, baru ada masukan tender, sesuai yang dijadwalkan, katanya, proses ini akan lama.

"Makanya saya sudah minta ke Menko Maritim, ini tidak usah prakualifikasi, langsung saja sekaligus."

"Ini akan dicoba prakualifikasi sambil memasukkan penawaran. Supaya tidak melanggar Perpres, prakualifikasi dulu dibuka, yang lolos dibuka. Kalau tidak ya tidak dibuka," katanya.

Tahun 2020 akan menjadi tahun yang panjang untuk semua proses tender proyek pembangunan Jalan Tol Bandung-Cilacap.

Fisik tol penghubung Jabar dengan Jateng lewat kawasan selatan ini pun baru bisa dikerjakan pada 2021 dan digunakan pada 2024.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Koswara, mengatakan proses lelang proyek ini memang lama, dari awal sampai akhir 2020.

Prosesnya sendiri dikomandoi oleh pemerintah pusat.

"Pemprov Jabar dalam hal ini supporting pembebasan tanah. Semua prosesnya dari pemerintah pusat. Penetapan lokasi oleh Gubernur," kata Koswara di Bandung, Selasa (7/1).

Koswara mengatakan trase dan kawasan yang dilalui tol tersebut tidak banyak berubah dari kesepakatan terakhir bersama para kepala daerah di Jabar.

Panjangnya mencapai 206 kilometer terdiri atas 95 kilometer ruas Gedebage-Tasikmalaya, dan 111 kilometer ruas Tasikmalaya-Cilacap.

Tol yang membutuhkan anggaran Rp 57,59 triliun ini akan memiliki dua lajur pada masing-masing jalurnya.

Prediksi jumlah kendaraan per hari yang akan melaluinya pada 2024 adalah 19.741 kendaraan.

Jadwal proses tender Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap sendiri berawal pada Desember 2019 berupa pengumuman tender.

Pada Januari 2020 dilakukan persiapan tender, Februari dilakukan pengajuan prakualifikasi, dilanjutkan pengumuman hasil prakualifikasi pada Maret 2020.

Pada bulan April dilakukan pengumpulan dokumen dan persiapan lelang, Juli dilakukan pengajuan dokumen, pada Agustus dilakukan pembukaan proposal dokumen keuangan, pada Desember 2020 dilakukan pengumuman pemenang lelang oleh Menteri PUPR, dan baru pada Januari 2021 dilakukan persetujuan pengerjaan proyek tersebut.

Konsorsium tol tersebut adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebanyak 80 persen dan PT Daya Mulia Turangga sebanyak 20 persen. Proyek ini sudah memiliki Feasibility Study, Basic Design, AMDAL, dan BPPT. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved