Tribun Health

Cara Cegah Corona Bangun Imunitas Tubuh dengan Berjemur Sinar Matahari Pagi Hari, Begini Manfaatnya

Masih banyak orang yang mengabaikan manfaat luar biasa terik matahari di pagi hari, bermanfaat membangun imunitas agar mencegah virus corona

Editor: Hilda Rubiah
Pixabay
Ilustrasi berjemur sinar matahari pagi. 

TRIBUNJABAR.ID - Tak sedikit orang masih mengabaikan manfaat luar biasa dari terik matahari di pagi hari.

Biasanya orang yang menghindari sinar matahari pagi lantaran panas dan bikin berkeringat.

Namun, ternyata ada manfaat luar biasa di balik sinar matahari pagi tersebut.

Apalagi di tengah wabah corona yang melanda saat ini, banyak orang justru sengaja berada di luar rumah untuk berjemur sinar matahari pagi.

Berjemur di bawah sinar matahari pagi, dipercaya berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh.

Seperti diketahui, beberapa ahli berpendapat daya tahan tubuh yang baik memiliki andil untuk mencegah infeksi  virus corona.

Menurut laman alodokter.com, sinar ultraviolet (UV) yang dihasilkan sinar matahari pagi akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin D jika menyentuh permukaan kulit.

Ada beberapa manfaat dari vitamin D, di antaranya adalah menjalankan fungsi metabolisme kalsium, mentransmisi kerja otot dengan saraf, dan tentu saja, imunitas tubuh.

UPDATE VIRUS CORONA Kabupaten Sukabumi, ODP Tembus 2.181 Orang, Jumlah PDP Pun Naik

Ini Sejumlah Reaksi Warga Jabar Terkait Corona yang Bikin Ridwan Kamil Prihatin

Adapun waktu terbaik untuk berjemur sinar matahari adalah saat pagi hari.

Tepatnya, waktu terbaik berjemur sinar matahari adalah sebelum pukul 10.00 WIB.

Tak perlu lama-lama, Anda cukup berjemur selama 15 menit saja.

Dalam sepekan, Anda juga hanya cukup berjemur selama dua hingga tiga kali saja.

Ilustrasi berjemur sinar matahari pagi.
Ilustrasi berjemur sinar matahari pagi. (Pixabay)

Sementara itu, Dokter Ahli Gizi dan Magister Filsafat, Dr dr Tan Shot Yen M Hum menjelaskan, ada dua jenis cahaya matahari yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan manusia.

Cahaya matahari yang tidak dibutuhkan manusia adalah ultraviolet A, sementara yang dibutuhkan adalah ultraviolet B.

Sinar ultraviolet A muncul sekitar pukul setengah enam hingga tujuh pagi atau ketika matahari mulai beranjak naik.

Sinar Matahari di Indonesia Ditengarai Jadi Penyebab Indonesia Bebas Virus Corona atau Covid-19

Peneliti Indonesia Temukan Senyawa yang Berpotensi untuk Lawan Corona, Banyak Ditemukan di Buah Ini

Tan menyarankan agar kita menghindari paparan sinar ultraviolet A secara berlebih karena dapat menyebabkan keriput dan kanker.

Sementara itu, ultraviolet B yang dibutuhkan manusia bisa didapatkan saat matahari naik, sekitar sebelum jam 10 pagi.

Lebih lanjut Tan menganjurkan, baiknya kita terpapar sinar matahari pagi secara langsung atau bukan hanya sekadar berkeringat saja.

Ilustrasi gerhana matahari cincin
Ilustrasi (Pixabay)

Usahakan Anda tak mengenakan pakaian tertutup agar sinar matahari langsung mengenai kulit tubuh.

Jadi, beberapa meter persegi kulit bisa terkena sinar matahari.

Tan menyarankan agar kita tidak terbakar sinar matahari.

Karena itu, posisi yang dianjurkan saat berjemur sinar matahari pagi adalah tengkurap.

Bidang kulit bagian belakang lah yang mendapati cahaya matahari banyak.

Pesan Menyentuh Nick Kuipers tentang Liga 1 Indonesia di Tengan Wabah Virus Corona

Ditolak Pengelola Krematorium, Jenazah Pasien Positif Corona di Tasikmalaya Akhirnya Dimakamkan

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved