Hasil Autopsi George Floyd Adalah Pembunuhan, Saudaranya Minta Pendemo Tidak Rusuh, Ini Alasannya
George Floyd tewas karena dibunuh. Itulah hasil autopsinya. Meski begitu, keluarganya berharap demonstrasi tidak berlangsung rusuh.
TRIBUNJABAR.ID, MINNEAPOLIS - George Floyd tewas karena dibunuh. Itulah hasil autopsinya.
Meski begitu, keluarganya berharap demonstrasi tidak berlangsung rusuh karena kerusuhan tidak akan bisa membuat George Floyd hidup lagi.
Saudara George Floyd, Terrence Floyd, hanya ingin keadilan.
Dia lalu meminta publik untuk memberikan suaranya dalam pemilu yang akan datang. "Jangan berpikiran suara Anda tak akan berarti, segeralah memilih," ucapnya.
Permintaan keluarga itu terjadi beberapa jam sebelum pakar medis mengeluarkan laporan mengenai penyebab kematian George Floyd.
Dari hasil autopsi, diketahui kematian Floyd adalah pembunuhan.
"Mendiang mengalami peningkatan cardiopulmonary ketika ditahan polisi," ulas laporan itu.
Dalam laporan post-mortem yang dirilis, diketahui pria 46 tahun itu mengalami sesak napas, seperti dilaporkan Sky News Senin (1/6/2020).
Kematian George Floyd karena sesak napas, di mana leher dan punggungnya ditekan ketika ditindih oleh pelaku yang bernama Derek Chauvin.
• Ingin Mobil Bekas di Bawah Rp 100 Juta? Ini Daftarnya, Ada Honda Jazz
"Aku tak bisa bernapas." Inilah kalimat terakhir yang diteriakkan Floyd saat ditindih.
Chauvin langsung dipecat dan ditangkap begitu insiden itu viral. Adapun pemeriksaan post-mortem itu dilakukan dokter yang menangani jenazah Eric Garner, yang tewas di tangan polisi pada 2014, memunculkan pergerakan Black Lives Matter.
Hasil pemeriksaan menyatakan, tekanan pada leher memutus aliran darah ke otak, dengan berat di punggung membuatnya tak bisa bernapas.
• 267 Desa di Jabar Terpapar Covid-19, 54 Berstatus Kritis, Akan Dilakukan Penanganan Berskala Mikro
Temuan ini berbeda jauh dengan rilis yang disampaikan otoritas kehakiman, yang menjadi dasar pelaporan pidana kepada Derek Chauvin. Versi yang disampaikan sebelumnya juga menyertakan efek dari tindihan, bersama dengan penekanan Floyd punya masalah kesehatan dan potensi intoksikasi dalam sistem tubuhnya.
Namun, laporan tersebut sama sekali tidak menyebutkan diagnosis asphyxia traumatik atau tewas karena tercekik dalam kematian Floyd.
Dalam pidatonya, Terrence Floyd meminta publik tak menahan diri dalam Pilpres AS November 2020 maupun pemilu lain di masa depan.
• Covid-19 Belum Juga Reda, Kini Serangan Ebola Baru Sudah Datang di Kongo