Beredar Foto Praja IPDN Jatinangor Berjoget dengan Biduan, Ini Kata Pihak Kampus
Foto-foto praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) berjoget beredar di WhatsApp dan Twitter.
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Foto-foto praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) berjoget beredar di WhatsApp dan Twitter. Mereka berjoget dengan biduan saat pandemi corona.
Pihak kampus menjelaskan, foto acara itu memang benar ada, namun narasi yang beredar menyesatkan.
Seperti diberitakan, di media sosial Twitter dan grup-grup percakapan WhatsApp beredar foto yang disebut suasana halal bihalal Idulfitri 1441 Hijriah yang diikuti praja IPDN.
Beredarnya foto ini menimbulkan reaksi warganet yang menganggap bahwa IPDN melanggar ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah situasi pandemi Virus Corona.
Narasi yang beredar
Foto yang disebut halal bihalal praja IPDN itu banyak beredar di grup-grup Whatsapp dengan berbagai narasi yang menyayangkan aktivitas itu di tengah pandemi virus corona.
Ada beberapa foto yang beredar, di antaranya memperlihatkan para tamu yang mengenakan batik.
Terlihat para praja semua mengenakan masker berwarna hitam, sementara ada tamu yang tak mengenakan masker.
Sementara, foto lainnya menunjukkan kegiatan para praja yang tengah berjoget dengan dua orang penyanyi.
Di media sosial Twitter, beberapa pengguna mengunggah foto yang sama.
Salah satunya pemilik akun @M***aisal.
Ia menyematkan narasi sebagai berikut: IPDN oh IPDN. Pleee,,kitorang disini suruh diem di rumah aja. Ada yg kena PHK, ada yg dirumahkan, tp siturang malah kumpul-kumpul pesta pake joget-joget segala. Macam mana pula ini?

Klarifikasi IPDN
Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum IPDN Baharuddin Pabba mengatakan, ada narasi yang tak sesuai terkait foto tersebut.
Ia membenarkan adanya kegiatan tersebut.
Akan tetapi, menurut dia, merupakan rutinitas makan siang para praja IPDN yang bertepatan dengan momen Idulfitri.
"Memang benar adanya foto itu, tapi dideskripsikan keliru sehingga menjadi opini liar," ujar Baharuddin Pabba, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (26/5/2020).
Baharuddin mengatakan, kegiatan itu dikemas berbeda dengan tujuan menghibur para praja yang sudah menjalani karantina karena pandemi virus corona selama 80 hari terakhir.
Para praja IPDN tak diperbolehkan keluar dari lingkungan kampus dan mudik.
Menurut dia, kegiatan ini juga untuk menjaga psikologis para praja IPDN.
Ia menekankan, kegiatan itu hanya untuk internal kampus.
Pihak luar dalam acara tersebut hanya penyanyi yang diundang.
Akan tetapi, menurut Baharuddin, penyanyi tersebut telah dipastikan negatif Covid-19.
Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga diklaimnya diterapkan pada acara tersebut.
"Saat kegiatan juga kami semua menjaga jarak dan menggunakan masker," ujar Baharuddin.

Dikecam IPW
Acara halal bihalal yang digelar Kampus IPDN di Jatinangor disayangkan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. Acara di tegah masa pandemi virus corona itu dihadari ratusan orang, termasuk pejabat Kemendagri yang bertugas di IPDN.
"Sementara jajaran kepolisian membiarkan dan tidak membubarkan acara tersebut, yang jelas-jelas menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan di masa pandemi Covid 19 ini," kata Neta S Pane, kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/5/2020).
Karenanya, kata Neta, IPW berharap Mendagri Tito Karnavian menindak tegas para pejabat IPDN yang mengizinkan acara pengumpulan massa ini.
"Dari data dan foto yang diterima IPW, halal bihalal itu dilakukan bersamaan dengan perayaan Idulfitri 1 Syawal 1441 H pada 24 Mei 2020 siang hari, di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jabar. Acara yang melanggar PSBB ini sangat disesalkan," ujar Neta.
"Bagaimana mungkin, para calon birokrat itu bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah dan melanggar PSBB," kata Neta.
Atas hal ini menurut Neta, IPW sudah melaporkan pelanggaran berat PSBB atas kegiatan itu, ke Mendagri, yang membawahi IPDN.
"Diharapkan ada tidakan tegas dari Mendagri terhadap kasus ini," kata Neta.
Menurut Neta, sangat aneh di tengah kerja keras pemerintah memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19.
Kampus IPDN justru membuat acara perayaan Hari Raya Idulfitri di kampusnya yang dihadiri ratusan praja dan para undangan di Balirung Rudini.
"Tentunya hal ini sangat tidak sesuai dengan Kebijakan Pemerintah yang justru tengah giat-giatnya memberlakukan PSBB dalam rangka menekan penularan Covid 19," katanya.
Anehya lagi, tambah Neta, acara ini dilaksanakan atas perintah Rektor IPDN, dengan alasan untuk menghibur praja yang selama ini melakukan karantina di kampus.
"IPW berharap Mendagri segera mencopot Rektor IPDN. Sebab apa pun alasannya, aksi pengumpulan massa di kampus IPDN ini, selain ketentuan pemerintah pusat juga melanggar Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam penanggulangan coronavirus disease 2019 (Covid-19) di wilayah Provinsi jawa barat," ucapnya.
Yang sangat disayangkan lagi, kata Neta, IPDN adalah kawah candradimuka untuk melahirkan para calon pejabat pemerintahan di negeri ini, tapi bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah.
"IPW menyayangkan sikap para praja tersebut. Belum menjadi pejabat saja, mereka sudah seenaknya melanggar ketentuan pemeriNtah. IPW berharap Polda Jabar mengusut kasus ini, apakah acara keramaian di kampus IPDN itu memiliki izin atau tidak," katanya.
• Kisah Yana Seorang Disabilitas Penjual Masker Demi Hidupi Istri dan Lima Anaknya
Bagaimana pun, kata Neta, acara di kampus IPDN itu merupakan pelecehan terhadap PSBB dan pelecehan terhadap upaya pemerintah yang sudah bekerja keras memutus mata rantai Covid-19.
"Sebagai calon pemimpin mereka tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat maupun kepada para kepala daerah, yang setiap saat menganjurkan agar semua orang mentaati aturan PSBB. Tapi justru para Praja IPDN itu sendiri yang melanggar PSBB tersebut," ujar Neta.
• Soal Rambut Bahar bin Smith, Keluarga dan Tim Kuasa Hukum No Comment, Lebih Takutkan Hal Ini
Selain itu, menurut Neta, para petinggi Kemendagri di IPDN juga tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat dan pemerintahan daerah.
• Pasar Antri Kota Cimahi Kembali Dimandikan Setelah Ditemukan Empat Orang Positif Covid-19
"Karenanya IPW berharap Mendagri Tito Karnavian segera memberi tindakan tegas kepada Rektor IPDN dan jajarannya," kata Neta.
Klarifikasi rektor
Pihak Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, menglarifikasi terkait pelaksanaan makan siang praja dan salat Idulfitri di Kampus IPDN Jatinangor, Minggu (24/5/2020).
IPDN adalah sebuah rumah besar yang di dalamnya tinggal 3.747 praja dan 200 lebih PNS.
Sejak 15 Maret 2020, semua praja sudah dikarantina, tidak diizinkan pesiar, dikunjungi oleh pihak luar, serta tidak diizinkan mudik.
Termasuk juga 819 orang PNS yang tidak diizinkan untuk mudik, bahkan sebagian PNS bekerja dari rumah.
Pada Lebaran pertama, sebanyak 3.092 praja muslim yang saat ini berada di Kampus IPDN Jatinangor, tetap melaksanakan salat Idulfitri berjemaah di wisma masing-masing.
• Tak Makan Tiga Hari dan Tidur di Kios Lampu Merah, Dede Risman Drop
Pelaksanaan salat Id berjemaah ini dilakukan pada pukul 06.30 WIB di 38 wisma/barak IPDN.
Adapun imam dan khatib pelaksanaan salat Id yakni perwakilan praja yang merupakan anggota rohis praja IPDN.
Setelah pelaksanaan salat Id, pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, dilaksanakan makan siang bersama jajaran pimpinan IPDN di Menza (tempat makan praja di Kampus IPDN) yang diikuti 3.747 praja.
Pelaksanaan acara makan siang praja tetap mengacu kepada protokol kesehatan, yakni menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan.
• H+2 Lebaran Arus Lalu Lintas yang Memasuki Wilayah Sukabumi Masih Landai
Maksud dan tujuan dari acara ini yakni memberikan apresiasi atas ketaatan, kepatuhan kepada praja IPDN, memberikan ketenangan dan kenyamanan pelaksanaan Idulfitri dengan tidak mudik.
Serta memberikan semangat belajar, mengingat bulan depan sudah memasuki kalender ujian dan ini merupakan bentuk kepedulian pimpinan IPDN.
Pada acara tersebut, disampaikan tausiah Idulfitri oleh dosen IPDN, lalu dilanjutkan dengan makan siang dan penampilan kreativitas praja serta hiburan musik dari penyanyi.
Rektor IPDN Jatinangor, Hadi Prabowo, menuturkan, bahwa segenap pimpinan IPDN selaku orang tua, tentunya terpanggil untuk memberikan nasihat, penyampaian hikmat Idulfitri dan hiburan yang singkat kepada para praja.
Baik itu penampilan kreasi praja sendiri, maupun adanya penyanyi dari luar. Bahkan waktunya pun sangat singkat.
"Dalam acara makan siang itu, tidak ada salam-salaman seperti halnya acara halal bihalal. Kami pun tidak bersinggungan dan makan dengan menggunakan nasi kotak. Kami juga memberikan tausiah singkat oleh dosen IPDN dan nasihat dari Rektor IPDN. Kami hadir di tempat ini sebagai bentuk kebersamaan, selaku orang tua praja di kampus untuk menunjukkan kepada praja bahwa kami tetap bersama menghadapi kondisi saat ini. Sehingga segenap pimpinan IPDN pun tidak mudik dan selalu bersama praja," ujar Hadi Prabowo dari rilis Kepala Biro Adm Kerja Sama dan Hukum Baharuddin Pabba yang diterima Tribun, Selasa (26/5/2020).
Hadi Prabowo menambahkan, pelaksanaan pencegahan Covid-19 di lingkup IPDN sudah dilaksanakan sedemikian ketat.
Selain rapid test untuk semua praja dan ASN yang ada di Kampus IPDN, juga dilaksanakan penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin, pelaksanaan olahraga, dan berjemur setiap pukul 09.00 WIB rutin dilaksanakan.
"Sehingga di internal kampus sejauh ini steril dari pandemi Covid-19. Semoga pandemi ini segera berakhir. Serta kita semua selalu diberikan kesehatan dan keadaan menjadi kembali normal," kata Rektor IPDN tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIRAL di WhatsApp (WA), Praja IPDN Pesta Joget dengan Biduan Saat Corona, ini Penjelasan Kampus