''Dikeliling'' Makanan Bersantan saat Lebaran? Aman Kok, Asal Perhatikan Batasnya
Konon, makanan bersantan ini tidak baik bagi kesehatan, terutama mereka yang punya riwayat penyakit
TRIBUNJABAR.ID - Hari Lebaran biasanya identik dengan beragam makanan bersantan.
Mulai dari opor, kari, gulai, hingga rendang menjadi pilihan menu Idulfitri untuk menemani ketupat.
Konon, makanan bersantan ini tidak baik bagi kesehatan, terutama mereka yang punya riwayat penyakit darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Benarkah hal tersebut?
Dilansir dari Kompas.com, ahli Gizi dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), DR. Toto Sudargo, MKes, mengatakan, berdasarkan American Heart Association batas asupan kalori yang berasal dari lemak jenuh sebaiknya dikonsumsi sebanyak 6 persen dari kebutuhan lemak total (15-20 persen).
Per 100 gram santan, kandungan lemak jenuhnya sekitar 21 persen. Di dalamnya terdapat kandungan asam laurat yang merupakan asam lemak rantai sedang yang baik bagi tubuh.
Oleh karena itu, menurut Toto, santan tetap baik dikonsumsi jika tidak berlebihan.
• Pelaku Pembunuhan Warga Indramayu di Pantai Baro Gebang Cirebon Akhirnya Ditangkap Polisi
"Asam laurat ini dari beberapa referensi yang ada memiliki sifat antimikroba dan anti inflamasi. Artinya mengonsumsi santan yang tidak berlebihan secara otomatis melindungi tubuh dari beberapa penyakit,” ujar Toto, Kamis (21/5/2020).
Ia mengatakan, santan merupakan salah satu sumber energi yang diperlukan tubuh.
“Jadi tidak selamanya mengonsumsi santan itu tidak baik,” lanjut dia.
Jangan konsumsi berlebihan
Toto mengingatkan, konsumi berlebihan makanan bersantan bisa menjadi berbahaya karena kandungan kalorinya tinggi.
Penelitian menunjukkan, masyarakat yang mengonsumsi santan ditemukan prevalensi obesitas, dislipidemia, dan hipertensi dibandingkan daerah di mana masyarakatnya tidak menggunakan santan sebagai bahan dasar makanan.
• Sudah Ada 6.634 Pasien Positif di Ibu Kota, Warga di Daerah Lain Diminta Tdak ke Jakarta
Ia menyarankan, santan sebaiknya dikonsumsi saat pagi atau siang hari agar kalori santan dapat digunakan untuk beraktivitas.
“Dikonsumsi malam hari, berarti ada sisa kalori yang digunakan sehingga bisa menyebabkan obesitas,” kata dia.
Selain itu, ia juga mengimbau agar apabila mengonsumsi santan masyarakat juga mengimbanginya dengan tetap makan buah dan sayuran.
• Sudah Ada 6.634 Pasien Positif di Ibu Kota, Warga di Daerah Lain Diminta Tdak ke Jakarta