PSBB Jawa Barat Dilanjutkan, Setiap Daerah Berlaku Berbeda-beda Berdasarkan Tingkat Kewaspadaan

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tingkat Provinsi Jabar yang berakhir pada Selasa (19/5/2020) tengah malam akan dilanjutkan dengan penyesuaian.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
tribunjabar/eki yulianto
Suasana di Pasar Panjalin Majalengka di tengah pelaksanaan PSBB. PSBB Jabar dilanjutkan sesuai tingkat kewaspadaan di kabupaten/kota. 

Sedangkan, jumlah PDP 7.508, selesai pengawasan 4.998 orang, dan pasien masih dalam pengawasan sebanyak 2.510 orang.

Untuk ODP sebanyak 46.291 orang, selesai pemantauan sebanyak 39.745 orang, dan orang masih dalam pemantauan sebanyak 6.546 orang.

Dari hasil evaluasi secara ilmiah, Pemerintah Provinsi Jabar merekomendasikan agar salat Idulfitri 1441 Hijriah diselenggarakan di rumah masing-masing.

"(Salat Idulfitri) tidak dilakukan di (tempat) kerumunan, tempat umum, mengacu kepada level kewaspadaan di 27 kabupaten/kota," ucap Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.

PSBB tingkat provinsi di Jawa Barat pun, katanya, akan dilanjutkan secara proporsional dalam skala parsial di sejumlah kabupaten/kota. Hal itu diputuskan seusai menggelar evaluasi yang dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar.

Gubernur mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi, 14 daerah berada di level empat atau zona merah. Artinya, masih ditemukan kasus Covid-19 pada satu klaster atau lebih dengan peningkatan kasus signifikan, sehingga dapat dilakukan PSBB maksimal atau penuh di daerah tersebut.

Kemudian, sembilan daerah berada di level tiga atau zona kuning, berarti ditemukan kasus Covid-19 pada klaster tunggal, sehingga bisa diterapkan PSBB parsial di daerah tersebut.

Sedangkan, empat daerah berada zona biru atau ditemukan kasus secara sporadis, baik lokal maupun kasus impor, maka perlu diterapkan physical distancing.

"Rabu (20/5/2020), kami akan mengumumkan di level kabupaten/kota dan level desa/kelurahan, mana yang level kewaspadaannya level lima paling buruk, situasinya darurat kritis warna hitam. Mana yang seperti hari ini, warna merah, berat, dan hanya 30 persen berkegiatan," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved